6 Imbas Serius bagi Kampus yang Ditemukan Narkoba

6 Imbas Serius bagi Kampus yang Ditemukan Narkoba

- detikNews
Jumat, 19 Des 2014 12:33 WIB
6 Imbas Serius bagi Kampus yang Ditemukan Narkoba
(Foto: Hasan Al Habsy/detikcom)
Jakarta - Beberapa kampus di Jakarta ditemukan narkoba dalam penggerebekan aparat, baik dari Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Ini imbas serius penggerebekan narkoba bagi kampus itu.

1. Pangkal Demo Anarkis

Demo mahasiswa di kawasan Cawang beberapa tahun lalu (Foto: Andry Haryanto/detikcom)
Belakangan ini demonstrasi yang diwarnai aksi anarkis oleh mahasiswa sering terjadi. Berdasarkan hasil pengamatan pihak BNN, hal itu bisa terjadi akibat maraknya peredaran narkotika di lingkungan pendidikan.

"Berdasarkan hasil pengamatan, kami menduga demo anarkis mahasiswa saat ini akibat pengaruh narkoba," ujar ketua tim razia BNN, Kombes Pol Slamet Pribadi usai konferensi pers di Gedung Rektorat UKI, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (18/12/2014).

Menurutnya, bahaya narkotika juga dapat merusak sistem jaringan saraf otak. Sehingga mahasiswa tak dapat berpikir secara rasional.

"Tak hanya mempengaruhi perilaku dalam mereka proses belajar tetapi juga demo yang menjurus anarkis. Mahasiswa itu ketika di kampus mereka tidak mau diganggu sehingga rawan terkena pengaruh narkotika. Seperti kasus di UNAS kami punya bukti kuat," ujarnya.

2. Ancam Sanksi DO dan Bui untuk Mahasiswa

Ilustrasi (Foto: Norma Anggara/detikcom)
Kampus biasanya cepat bertindak bila ada penemuan narkoba di kawasannya. Seperti yang dilakukan Universitas Nasional (UNAS) yang langsung memberikan ancaman untuk drop out (DO) alias mengeluarkan mahasiswanya.

"Kita tidak akan main-main dengan pelaku yang gunakan narkotika, kita DO saja, kita keluarkan dari Unas," ujar Rektor Unas El Amry Bermawi Putra kepada wartawan di Jakarta Selatan, Jumat (22/8/2014).

Ancaman Rektor Unas ini berkaitan dengan temuan 8,6 kg ganja kering di kampus tersebut. Ancaman yang sama dilontarkan Rektor UKI Maruara Siahaan saat ditemukan narkoba di ruangan Resimen Mahasiswa, Kamis (18/12/2014)

Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Maruara Siahaan berjanji akan menindak anak didiknya jika ada yang terbukti jadi pengedar narkoba. Maruara tidak akan segan-segan mengeluarkan mahasiswa tersebut.

"Kalau dia tertangkap sebagai pengguna kami akan menyerahkan ke BNN untuk di rehabilitasi, akan tetapi jika dia terbukti mengedarkan narkoba saya tidak segan-segan untuk drop out mahasiswa itu," ujar Maruara usai konferensi pers di Gedung Rektorat UKI, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (18/12/2014).

Meski begitu pihaknya masih memberi kelonggaran kepada mahasiswanya. Pihaknya hanya memberi sanksi pembinaan bagi mahasiswa pemakai narkoba.

"Jika dia hanya pemakai kita hanya memberikan sanksi skors," jelas Maruara.

3. Berlakukan Jam Malam hingga Tes Urine

(Foto: Hasan Al Habsy/detikcom)
Pasca ditemukannya 8,6 kg ganja di kampus Unas, Jaksel pada Agustus 2014 lalu, Rektor Unas El Amry Bermawi Putra mengeluarkan SK Rektor No 112 Tahun 2014 tentang Tata Terbit Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Unas, yang salah satunya pembatasan jam malam hingga pukul 22.00 WIB. Mahasiswa yang melanggar SK tersebut akan diberikan sanksi mulai dari sanksi paling ringan hingga yang terberat.

Tidak hanya itu, rektorat juga akan mengevaluasi akademik para mahasiswa. Mahasiswa abadi yang masih berkuliah di atas 7 tahun akan dikeluarkan.

Sedangkan Rektor UKI Maruara Siahaan mengatakan sebagai langkah preventif, pihak kampus akan bekerja sama kepada BNN dan Polres Jakarta Timur untuk memerangi peredaran narkoba.

"Langkah preventif kita akan sering lakukan sosialiasi bersama BNN di samping itu kita akan membuat razia mendadak berupa test urine. Selain itu kita juga akan membentuk tim satgas narkoba mengingat kondisi kampus kami yang terbuka sehingga siapa saja bisa masuk tanpa diketahui," tutupnya.

4. Tak Lagi 'Haram Aparat'

Penggerebekan BNN di UKI Cawang (Foto: Edward Febriyatri/detikcom)
Pihak Universitas Nasional Unas mengakui maraknya peredaran narkoba karena tak adanya pengawasan dari aparat. "Setelah gembar gembor penegakan hukum, rupana masih tetap ada," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Iskandar Fitri, di kampus Unas, Jl Sawo Manila, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014).

Iskandar menduga maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kampus disebabkan tidak adanya pengawasan dari aparat. "Kampus menjadi tempat aman, kampus ada jargon 'haram aparat masuk kampus' menjadi celah bagus para pengedar," kata Iskandar.

Setelah ditemukan narkoba di kampus Unas, maka kampus tak lagi 'haram aparat' Bahkan guna mencegah penemuan narkoba di dalam kampus itu terulang, Polda Metro Jaya menandatangani MoU dengan 7 universitas swasta yang ada di Jakarta.

"Ini sebagai upaya preemtif kami dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa. Diharapkan dengan adanya MoU seperti ini, tidak hanya membuat citra universitas menjadi baik tetapi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa juga lebih produktif dan bebas dari narkoba," jelas Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Eko Daniyanto kepada wartawan, Minggu (16/11/2014).

Tujuh universitas yang sudah menandatangani MoU ini adalah Universitas Trisakti, Universitas Tarumanegara (Untar), Universitas Sahid Jaya, Universitas Nasional (Unas), Universitas Atma Jaya, IISIP dan STMT. Dalam MoU tersebut, Polda Metro Jaya diperbolehkan untuk melakukan penyisiran di lingkungan kampus sesuai permintaan pihak rektorat.

Rektor UKI Maruara Siahaan juga berharap penyisiran BNN dilakukan rutin untuk mencegah narkoba.

"Sejak tahun lalu sebenarnya ini sudah menjadi program kampus bebas narkoba. Entah ini disebut preventif atau represi lewat penyisiran yang baru kali ini dilakukan," ujar Rektor UKI Maruara Siahaan dalam konfrensi persnya di Gedung Rektorat, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (18/12/2014).

Kendati begitu pihaknya juga menginginkan tindak lanjut BNN tak hanya berhenti di sini. Hal ini untuk membuat kondisi lingkungan kampus kondusif untuk aktivitas belajar mengajar.

"Saya berharap hal ini juga sebagai langkah tindak pencegahan kekerasan serta mencegah anak didik kami sebagai market dari narkotika. Ini langkah awal secara periodik kami akan meminta bantuan terus. Ini bukan gebrakan sekali selesai. Narkoba merupakan problem serius bagi masa depan pemuda," ujarnya.

5. Tingkatkan Pengamanan

(Foto: Hasan Al Habsy/detikcom)
Rektorat Universitas Nasional (Unas) melakukan perbaikan menyeluruh sistem pengamanan kampus, menyusul temuan ganja dan narkotika jenis lainnya. Penjagaan di pos pintu masuk akan lebih diperketat dengan menambah jumlah personil pengamanan.

"Pengamanan kami benahi secara total. Rencana kami juga akan menambah jumlah personil pengamanan, kemungkinan menggunakan tenaga outsourcing," ujar Rektor Unas El Amry Bermawi Putra kepada wartawan di Jakarta, Jumat (22/8/2014).

Selain menambah jumlah personil pengamanan, pihaknya juga akan memperbaiki sistem pengamanan. Akses keluar masuk pengunjung ke Unas akan diperketat.

"Sistem keamanan kita perbaiki, hanya yang berkepentingan saja yang masuk dan harus menunjukkan ID. Mahasiswa, staf, dosen harus punya ID," kata Amry.

6. Mahasiswa Baru Bertambah

(Foto: Rini Friastuti/detikcom)
Pihak rektorat Unas sempat khawatir akan menurunnya pendaftar mahasiswa baru (maba) di kampus tersebut menyusul operasi bersih-bersih narkotika beberapa waktu lalu. Namun hal itu justru mampu mendongkrak Unas untuk menarik mahasiswa baru yang mendaftar ke kampus tersebut.

"Pada awalnya kami memang sempat khawatir dengan upaya bersih-bersih ini akan berdampak terhadap pendaftar mahasiswa baru, karena image kampus Unas sekarang sudah negatif dengan adanya temuan narkoba beberapa waktu lalu," kata Rektor Unas El Amry Bernauli Putera kepada wartawan di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2014).

Dengan segala resiko yang mungkin akan dihadapi, rektorat Unas pun mengambil tindakan tegas dengan meminta aparat polisi untuk menggeledah seluruh ruangan di kampus yang terindikasi menjadi tempat penyimpanan narkoba. Termasuk resiko ditinggalkan mahasiswa baru.

"Tetapi ternyata, ini di luar pemikiran kami. Ternyata justru pendaftar mahasiswa di Unas meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Halaman 2 dari 7
(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads