Ada Tujuh Samurai Baru di Partai Golkar

Jakarta - Dua kubu di Partai Golongan Karya tengah merancang islah. Kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (Ical) sepakat menjalin komunikasi. Masing-masing kubu tengah menyiapkan juru runding.

Kubu Agung Laksono menyiapkan lima juru runding yakni Priyo Budi Santoso, Agun Gunandjar, Ibnu Munzir, Yorrys Raweyai, dan Andi Mattalatta.

Sementara di kubu Ical ada dua juru lobi yakni Mohammad Soleman Hidayat dan Sjarief Cicip Sutardjo.

Tujuh juru runding itu merupakan tokoh senior dan berpengaruh di Partai Golkar. Di tangan merekalah kini nasib Golkar ditentukan, bisa islah atau selamanya berseteru.

Tugas tujuh juru runding itu tak ringan. Maklum dua kubu sama-sama ngotot dengan keinginan mereka masing-masing.

Kubu Agung Laksono misalnya mengajukan 5 syarat untuk berdamai.

"Pertama bubarkan KMP, kedua dukung pemerintah yang sah, karena tidak mungkin kami menolak Jokowi-JK. Ketiga, pemilihan langsung, jadi kami dukung Perppu. Keempat soal pileg, dan terakhir Pilpres (dipilih rakyat), mereka ingin arahkan ke MPR," kata ketua DPP hasil Munas Jakarta Leo Nababan di kantor DPP Golkar, Jl Anggrek Neli Murni, Jakbar, Kamis (18/12/2014).

Kelima syarat itu menurut Leo adalah harga mati dan tak bisa ditawar oleh kubu Ical.

Kubu Ical terang menolak lima syarat yang diajukan Agung Cs. Mereka tak mau keluar dari Koalisi Merah Putih dan menjadi pendukung pemerintah.

"Jangan pikir kita berada di luar pemerintahan adalah aib untuk Partai Golkar. Itu mulia. Banyak kader partai yang sudah terbiasa di dalam pemerintah, lalu ingin ke dalam pemerintahan. Menyesuaikan kultur atau kebiasaan puluhan tahun itu memang tidak mudah," ujar Waketum Golkar hasil Munas Bali, Ade Komaruddin.

Kini menjadi tugas tujuh juru runding untuk menyamakan perbedaan antara kubu Ical dan Agung Cs. Priyo Budi Santoso, Agun Gunandjar, Ibnu Munzir, Yorrys Raweyai, Andi Mattalatta, Mohammad Soleman Hidayat, dan Sjarief Cicip Sutardjo ibarat tujuh samurai dalam film Seven Samurai.

Film besutan sutradara legendaris asal Jepang, Akira Kurosawa, itu berkisah tentang sebuah desa yang sering diganggu oleh sekelompok penyamun. Aksi para penyamun itu jelas membuat resah warga. Warga pun kemudian mencari samurai yang bisa menghalau para penyamun tersebut.

Sayang ternyata tak mudah mencari tujuh samurai. Beruntung kemudian mereka bertemu seorang ronin yang bernama Kambei. Dari Kambei-lah kemudian ditemukan enam samurai lagi. Tujuh samurai itulah yang akhirnya melawan para penyamun.

Tujuh samurai berhasil menyelamatkan desa tersebut dari serangan penyamun. Lalu apakah 'tujuh samurai' di Partai Golkar bisa mendamaikan kubu Ical dan Agung Cs?



(erd/nrl)