Cerita Ahok Soal Teror yang Dialaminya Saat Pertama Kali Menjabat di DKI

Cerita Ahok Soal Teror yang Dialaminya Saat Pertama Kali Menjabat di DKI

- detikNews
Kamis, 18 Des 2014 11:41 WIB
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) punya cerita soal reaksi unik keluarganya saat menerima ancaman teror. Ancaman itu terjadi satu tahun lalu saat ia dan Jokowi tengah berusaha membenahi Waduk Pluit di Jakarta Utara.

Ahok mengungkapkan hal itu saat ditanya tentang respons keluarganya oleh salah satu pelajar dari SMA Santa Laurensia, Tangerang Selatan, dalam Dialog tentang Kepemimpinan dan Pembangunan DKI di Jakarta di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2014).

“Keluarga mau enggak mau harus terima. Tapi lucu juga, dulu ada info dari intel bahwa rumah saya mau diserbu seribu orang lebih. Saya ngomong ke anak saya, malam ini mungkin rumah kita akan diserbu,” ucap Ahok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian dia pun meminta agar anak-anaknya mempersiapkan dan mempersenjatai diri dengan benda apapun yang ada di rumah. Ternyata di luar perkiraannya, anak-anaknya memberikan respons yang berbeda. Hanya anak sulungnya yang umur 15 tahun yang paham soal risiko besar jika rumahnya diserbu sementara di rumah Ahok hanya ada beberapa orang pengawal.

“Istri saya kan diam saja. Anak pertama responnya bagus, kita fight sampai mati, kata dia. Anak saya yang cewek diam saja, kalau kita mati beneran gimana, Pak? Anak yang ketiga waktu itu tujuh tahun cuma ngomong gini, buat apa ke surga Pak, di rumah kita kan sudah kayak surga,” kata dia tertawa.

Soal risiko, orang nomor satu ini mengungkapkan memang banyak. Apalagi sejak pertama menjabat di DKI, banyak yang menolaknya dengan alasan minoritas. Ditambah lagi gaya berbicara Ahok yang blak-blakan sehingga sering membuat orang menganggapnya jadi musuh.

Namun dia mengaku tetap tak khawatir dan tidak akan mundur meski banyak kalangan yang menolaknya. Apalagi belakangan anaknya semua, hingga yang paling bungsu juga sudah siap mental.

“Saya sama istri dan anak-anak saya, kalau memang Tuhan izinkan saya mati, ya toh kita enggak bisa melawan juga toh. Kita sudah di sini, kalau takut mati ya berhenti saja. Itu pun belum tentu hidup sampai tua juga, bisa saja mati besok ditabrak. Tapi kalau saya mundur orang akan catat saya sebagai gubernur yang mundur karena takut mati, karena didemo,” pungkas Ahok.

(ros/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads