"Blusukan Pak Djarot harus berbeda dong dengan Pak Jokowi. Jangan sampai blusukan yang sekarang baru mau mengenali masalah padahal sekarang tahapannya sudah melanjutkan," kata pengamat Tata Kota Nirwono Yoga saat berbincang dengan detikcom, Kamis (17/12/2014).
Blusukan Djarot saat ini harus berbeda dengan yang dilakukan Jokowi saat menjabat sebagai gubernur. Terlebih melihat kesiapan Jakarta memasuki musim penghujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat Jokowi menjabat sebagai gubernur, hampir setiap hari ia bekerja dengan cara blusukan dan bertemu masyarakat. Ia turun ke lapangan untuk melihat kondisi nyata sebelum sebuah kebijakan diputuskannya. Semua pondasi kebijakan pun dinilainya sudah ditanam oleh Jokowi.
"Misalnya sekarang pasar Tanah Abang dan Pasar Minggu dulu penjualnya sudah dimasukkan dalam bangunan tapi sekarang kembali lagi, angkot kembali ngetem padahal dulu sempat ditertibkan. Kalau mau blusukan ya membuat evaluasi kinerja kenapa penjual-penjual itu harus ditertibkan lagi?" sambungnya.
Nirwono justru lebih menyarankan Djarot mengurusi internal birokrasi yang lebih kompleks dan memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat. Menurutnya, akar permasalahan di Jakarta juga besar dipengaruhi dari birokrasi yang lambat sehingga membuat warga mencari jalan pintas.
(bil/ahy)