Jakarta - Wartawan lepas asal Amerika Serikat William Nessen mengaku datang ke Aceh untuk dua tugas. Yakni melakukan tugas kewartawanan meliput situasi pasca gempa dan tsunami, dan membantu keluarga isterinya yang berada di Aceh."Saya ke sini untuk dua tugas. Yaitu untuk meliput berita, dan membawa bantuan untuk keluarga isteri saya," kata Nessen usai menjalani pemeriksaan di Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum dan HAM, Jl. HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (24/1/2005). Nessen mengaku tidak tahu kalau penangkalan terhadap dirinya diperpanjang. Nessen menyatakan ia datang secara legal ke Aceh melalui Medan dengan memakai visa saat kedatangan (visa on arrival/VoA).Dijelaskan Nessen, isterinya yang asal Aceh sudah tinggal di AS tapi masih banyak keluarganya yang tinggal di Aceh. Karena itu ia datang membawa bantuan berupa makanan, minuman, dan obat-obatan."Saya beli makanan, minuman, dan obat-obatan lalu saya sewa truk kecil dari Medan. Dan menuju Aceh pada 3 Januari 2005," tutur Nessen.Mengenai keadaan keluarga isterinya, Nessen menyatakan sudha bertemu mereka di Banda Aceh dan Aceh Barat. "Saya sudah tiga minggu berada di sana, dan beberapa saudara dari isteri saya itu sudah meninggal," katanya.Nessen, yang sore ini dideportasi ke Australia, menyatakan ingin kembali ke Aceh. Untuk itu ia akan mengurus izin baru agar bisa masuk ke Indonesia. "Sekarang saya akan pergi ke Australia karena saya bekerja di sana dan sedang membuat film tentang Aceh yang berjudul Jalan Hitam."William Nessen meninggalkan Kantor Dirjen Imigrasi pukul 16.20 WIB menuju Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang. Ia dijadwalkan terbang dengan pesawat Malaysian Air pada pukul 18.30 WIB.
(gtp/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini