Workshop dengan tema 'Peningkatan Dukungan Kepada Dewan Perwakilan Daerah Melalui Penguatan Komunikasi dengan Media' berlangsung di Ruang Komite I, Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2014). Puluhan staf ahli anggota, staf alat kelengkapan dewan, dan staf kesekjenan mengikuti workshop ini.
"Di kita masalah komunikasi dan informasi masih lemah. Di DPD, yang atur komunikasi ada Pusdatin. Anggota di Pusdatin lebih banyak mendokumentasikan daripada komunikasi, apalagi menginformasikan. Pusdatin masih pasif," kata Irman saat memberikan sambutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (anggota DPD) harus tampil, tidak hanya di ruang sunyi. Ketika masuk ke DPD, harus jadi aktor politik dan mewakili daerahnya," ucap pria kelahiran Padang ini.
Staf ahli harus bisa mengimbangi media yang berkembang dengan cepat. Anggota DPD juga perlu diingatkan agar selalu memahami materi rapat hingga tingkah laku di depan kamera.
"Kita bicara speed, kecepatan. Kita semua harus sadar pada media. Ajudan saya tahu cara foto di Instagram, facebook. Saya berusaha sampaikan transparansi dan akuntabilitas ke publik," ujarnya mencontohkan.
Terakhir, Irman berpesan agar DPD tidak menjadikan media sebagai musuh. DPD harus paham bagaimana membuat suatu berita yang menarik tanpa memprovokasi.
"Media bukan musuh, tapi partner. Kita buat DPD menjadi mitranya," pungkasnya.
Workshop ini berlangsung dua hari hingga Kamis (18/12). Ada empat orang narasumber yang akan membekali para staf DPD ini yaitu Pemred Detikcom Arifin Asydad, Pemred Investor Daily Primus Dorimulu, Pemred Media Indonesia Usman Kansong, dan Kepala Desk Nusantara Harian Kompas Tri Agung.
(imk/fjr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini