Dunia Belum Bebas dari Ancaman Senjata Kimia

Laporan dari Den Haag

Dunia Belum Bebas dari Ancaman Senjata Kimia

- detikNews
Selasa, 16 Des 2014 17:17 WIB
Dunia Belum Bebas dari Ancaman Senjata Kimia
opcw
Den Haag - Tenggat pemusnahan senjata kimia Suriah medio 2014 tidak tercapai. Jumlah senjata kimia terus dikurangi, tapi umat manusia belum bebas dari ancaman senjata pemusnah massal ini.

Dari verifikasi yang telah dilakukan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), sebanyak 7 negara pihak yakni Albania, India, Libya, Suriah, Rusia, AS dan satu negara yang meminta anonim, mendeklarasikan 72.531,5 metrik ton prekursor (bahan pemula) dan alat perang kimia sebagai senjata kimia.

Di samping itu juga 8.270.348 amunisi dan kontainer mengandung senjata kimia Kategori I dan 2, serta 417.825 item senjata kimia Kategori 3.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demikian tertuang dalam Laporan OPCW Mengenai Pelaksanaan Konvensi Pelarangan Pengembangan, Produksi, Penimbunan, dan Penggunaan Senjata Kimia dan Mengenai Pemusnahannya pada 2013

Laporan disampaikan dalam Konferensi Negara Pihak untuk Konvensi Senjata Kimia sesi ke-19 di markas OPCW, Den Haag, 1-5 Desember 2014 baru-baru ini.

Sementara itu 7 Fasilitas Pemusnahan Senjata Kimia menurut laporan tersebut telah dilibatkan dalam pemusnahan senjata kimia selama periode pelaporan, yakni 1 fasilitas di Libya, 5 di Rusia, dan 1 di AS.

Secara keseluruhan telah diverifikasi pemusnahan atas 2.977.244 metrik ton senjata kimia sepanjang 2013. Antara lain pemusnahan sebanyak 57.594 metrik ton senjata kimia Kategori 1 per 31 Desember 2013 atau 82% dari jumlah yang dideklarasikan.

Sementara untuk senjata kimia Kategori 2 dilaporkan sebanyak 920 Metrik Ton (45%) telah dimusnahkan dan Kategori 3 sebanyak 417.825 item (100%)  juga telah dihancurkan.

OPCW mencatat tahun 2013 sebagai salah satu tahun paling penting dan produktif dalam 16 tahun sejarah organisasi itu. Pada tahun itu pula OPCW mendapat penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian untuk upaya ekstensif memusnahkan senjata kimia.

"Capaian ini dimungkinkan berkat pendekatan berdasarkan konsensus kuat di antara negara-negara pihak, yang telah menjadi ciri khas lama dari upaya kita bersama untuk melaksanakan Konvensi Senjata Kimia," demikian Direktur Jenderal OPCW Ahmet Uzumcu dalam sambutannya.

Suriah

Sebelumnya, Menlu negara tuan rumah (Belanda) Bert Koenders menyampaikan kekhawatirannya mengenai penggunaan gas chloor yang frekuentif dan sistematis sebagai senjata (dalam konflik) di Suriah.

Koenders menyerukan untuk tetap mencermati Suriah sampai dunia yakin bahwa program senjata kimia di sana telah dimusnahkan seluruhnya.

Dia menekankan bahwa tanggung jawab akhir untuk memusnahkan senjata kimia ada pada Suriah sendiri.

Koenders juga mengatakan bahwa saat ini lebih dari 85% cadangan senjata kimia di dunia telah dimusnahkan, terutama di AS dan Rusia.

OPCW dalam pernyataan resminya pada Konferensi sesi ke-19 di Den Haag itu mendesak Suriah agar segera memusnahkan sisa cadangan senjata kimianya.

Kekhawatiran disampaikan menyusul tenggat pemusnahan seluruh senjata kimia Suriah per 30 Juni 2014 tahun ini tidak tercapai.

Sementara itu Rusia telah merencanakan pemusnahan sisa senjata kimianya Kategori 1 per Desember 2015. Sedangkan AS merencanakan pemusnahan sisa senjata kimianya Kategori 1 per September 2023.

Berkenaan dengan Libya, pemusnahan senjata kimia Kategori 3 milik negara itu telah selesai pada Mei 2013.

Konferensi mengingatkan bahwa pemusnahan sisa senjata kimia harus dilanjutkan sesuai dengan ketentuan Konvensi dan lampirannya mengenai implementasi dan verifikasi, serta dengan penerapan tindakan seperti termaktub dalam keputusan C-16/Dec.11.

Konferensi ini dihadiri oleh 132 negara pihak termasuk Indonesia, dari total 190 negara pihak, di samping itu juga hadir 6 organisasi internasional, lembaga khusus dan badan internasional lainnya, serta 32 LSM.

Dua negara, Israel dan Myanmar, yang telah menandatangani Konvensi Senjata Kimia tapi belum meratifikasinya, hadir dan berpartisipasi dalam konferensi negara pihak sesi ke-19 tersebut sebagai observer (pengamat).

(es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads