Prabu Aji Putih sebagai raja pertama Kerajaan Tembong Agung yang merupakan cikal bakal Kerajaan Sumedanglarang. Prabu Aji Putih memimpin kerajaan Tembong Agung pada abad ke-15.
Juru Kunci makam, Ahdiyat bersama sejumlah warga setempat enggan makam leluhurnya tenggelam. "Kami menolak makam Prabu Aji Gede direlokasi. Makam bersejarah dan sakral ini harus tetap ada di sini," kata Ahdiyat, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga sampai kapanpun akan pertahankan makam ini agar tidak dipindahkan. Jangan makam ini ditenggelamkan," ujar Ahdiyat.
Sementara Kepala BPKSNT Disparbud Jabar Agus Hanafiah mengatakan situs cagar budaya di area genangan Waduk Jatigede yang memang dikeramatkan masyarakat ini termasuk situs bersifat living monumen.
"Artinya keberadaannya masih bermakna," kata Agus via telepon, akhir pekan lalu.
Menurut Agus, tenaga ahli sudah siap jika sewaktu-waktu perlu merelokasi makam ke lokasi yang aman atau tidak tergenang. Namun tetap, kata Agus, proses pemindahan makam harus kesepakatan masyarakat.
"Jadi ketika ingin segera relokasi, kami siap," ujar Agus.
Waduk Jatigede yang membendung aliran Sungai Cimanuk itu dicap terbesar kedua di Indonesia. Luas lahannya 4.983 hektare dan luas genangan 4.402 hektare. Proyek pembangunan berlangsung sejak 1988, tahap konstruksi bergulir pada 2007.
Fungsi bendungan raksasa ini guna penyedia air bersih, pengairan area persawahan, dan PLTA. Pemerintah sempat menargetkan bendungan raksasa ini diisi air jelang pamungkas 2014, namun nyatanya ambisi tersebut belum terwujud lantaran menunggu Perpres.
(bbn/ndr)