Pulau yang memiliki luas 280 Hektar tersebut merupakan tempat para penyu di laut berau bertelur. Dalam pulau tersebut terdapat puluhan tempat bertelurnya penyu.
Untuk melindungi telur-telur penyu dari tangan-tangan jahil, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Berau mendirikan rumah bagi para relawan peduli penyu seperti dari Yayasan Penyu Berau. Mereka di sana bekerja memeriksa sarang untuk menyelamatkan anak-anak penyu (tukik) yang tertinggal supaya tidak mati karena naiknya air laut dan dicuri warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain konservasi penyu, di pulau tersebut terdapat beberapa hewan lainnya. Seperti, burung Pergam Kelabu, Kadal Ekor Biru, Biawak Air, Burung Punai Gading dan beberapa tumbuhan liar lainnya.
Menurut, BKSD Seksi Konservasi Wilayah 1 Berau, Rudi Handoko untuk berkunjung ke sini setiap wisatawan dikenakan biaya sesuai peraturan pemerintah. Rudi yang sudah menjaga di pulau dari tahun 2008 itu menuturkan dirinya hanya ditemani 4 orang lainnya.
"Namun, kita juga sering kecolongan telur penyu. Menurutnya, makin pintar orang sekarang. Mereka pada datang pada air pasang. Karena kita tidak bisa keliling," ujar Rudi di pulau tersebut, Minggu (14/12/2014).
Rudi mengatakan, para sarang telur penyu terbagi atas sektor 1A sampai 15D. Untuk sektor jarak per sarang ialah 25 meter.
"Paling banyak masih penyu hijau. Dan dari 1000 tukik yang dilepas hanya satu yang bisa hidup," terangnya.
Rudi bercerita, dulu anak buahnya sempat diserang orang saat berkeliling melihat sangkar. Orang-orang tersebut menuntut pulau tersebut dikelola oleh Pemda.
"Mereka menuntut pulau diserahkan pemda dan pengelolaan penyu disertakan masyarakat. Padahal selama ini masyarakat diikutkan serta," jelasnya.
Untuk mencapai di Pulau Sangalaki dan bermain dengan penyu, para wisatawan menempuh jarak hampir 1 jam dari Dermaga. Selain melihat penyu, jika beruntung wisatawan bisa melihat Pari Manta laut dekat Pulau Sangalaki.
(spt/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini