"Ada tempat yang luas untuk relokasi, setelah kita lihat dari peta udara terutama di daerah yang datar di Banjarnegara," kata Ganjar kepada wartawan seusai acara pelantikan Pengurus Pusat (PP) Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) di Balai Senat UGM, Minggu (14/12/2014).
Ganjar mengaku sudah berbicara dengan DPRD dan Bupati Banjarnegara, salah satu hasilnya relokasi atau transmigrasi lokal. Namun semua itu tergantung dari masyarakat setempat, bersedia direlokasi atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka itu sadar bila wilayahnya rawan longsor, tapi mereka terpaksa tinggal disitu dengan berbagai alasan," ungkap Ganjar.
Menurut dia, peran edukasi bagi masyarakat setempat mengenai rawan bencana sangat penting untuk dilakikan. Dia sebagai Ketua Umum PP Kagama mendorong agar pengurus di daerah dan UGM sebagai the center of excellence agar berperan serta.
"Peran Kagama akan kita dorong untuk ikut mengedukasi, UGM yang punya ahli bencana juga kita ajak dan dilibatkan," katanya.
Dia juga sudah mengingatkan dan menjelaskan kepada masyarakat yang tinggal di lereng mengenai risiko bencana. Dia meminta bila terjadi hujan dengan curah hujan tinggi agar sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Tolong harta benda atau barang berharga yang penting, kalau bisa dititipkan jadi satu. Bila sewaktu-waktu terjadi bencana, tinggal lari dengan awak (badan-red) saja," katanya.
Dia mencontohkan menjelang musim hujan tiba, warga masyarakat Kabupaten Magelang sudah mulai melakukan latihan evakuasi yang melibatkan BPBD, Tagana, warga dan LSM-LSM.
"Namun untuk Kabupaten Banjarnegara latihan kebencanaan belum dilakukan. Dan dari latihan itu saya senang sekali karena, mereka sudah sadar dan tahu kalau mau lari itu harus kemana, siapa kawan yang akan dituju hingga kendaraan yang akan dipakai. Itu top sekali," pungkas Ganjar.
(bgs/mpr)