Dua kubu di Partai Golkar kini menunggu kepastian pengesahan kepengurusan dari Kementerian Hukum dan HAM. Baik Aburizal Bakrie yang terpilih secara aklamasi di Munas Bali maupun Agung Laksono yang ditasbihkan sebagai Ketum lewat Munas Jakarta sama-sama yakin kepengurusannya lah yang sah. Keduanya pun belum ada yang mau mengalah untuk islah.
Agung Laksono membuka pintu bagi Aburizal Bakrie untuk duduk bersama. Namun Agung tak menjamin islah bakal menjadi hasilnya. Jadwal pertemuan pun belum direncanakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi tawaran Agung, kubu Ical pun menyebut pertemuan mungkin dilakukan. Ical dan Agung sudah bersahabat sejak lama sehingga meski pandangan politik berbeda seharusnya silaturahmi tetap terjaga.
"βKalau Pak Ical, beliau selalu terbuka kok," kata Wasekjen Golkar Lalu Mara Satriawangsa yang merupakan orang dekat Ical ini.
Lalu, apakah janji ingin bertemu ini bisa membuka jalan menuju islah? Tampaknya masih panjang. Kedua kubu masih berkukuh bahwa kepengurusannya adalah yang sah dan kubu lainnya harus mengikuti.
Kubu Agung menyebut satu-satunya jalan islah adalah apabila kubu Ical mengakui kepengurusan yang dibentuk di Munas Jakarta. Kemenkum HAM diyakini akan mengesahkan kepengurusan kubu Agung.
"Itu otomatis (islah). Kalau Menteri Hukum dan HAM sudah memutuskan, pastilah," kata Sekjen Golkar kubu Agung Zainudin Amali.
Hanya saja, kubu Ical tak menyerah begitu saja. Sekjen Golkar kubu Ical, Idrus Marham juga yakin bahwa kepengurusannya yang akan ditetapkan Kemenkum HAM. Bahkan, Idrus yakin pemerintah akan berhadapan dengan rakyat apabila justru mengesahkan kepengurusan kubu Agung.
"Kalau tidak beri pengesahan (ke kubu Ical), maka lawannya adalah rakyat. Rakyat akan beri penilaian sangat negatif," ucap Idrus.
Kekisruhan di tubuh partai berlambang pohon beringin ini makin ruwet. Para sesepuh pun diminta 'turun gunung' untuk menjalankan misi penyelamatan partai. Kedua kubu pun diharapkan memunculkan titik temu yang bisa berujung pada islah.
(imk/gah)