Air Show di Sultan Iskandar Muda

Air Show di Sultan Iskandar Muda

- detikNews
Senin, 24 Jan 2005 09:13 WIB
Banda Aceh - Padatnya jumlah penerbangan di Bandara Iskandar Muda oleh pesawat dan helikopter asing menjadi tontonan tersendiri bagi warga Banda Aceh. Mereka mendapat tontonan gratis aksi pesawat-pesawat asing saat mengangkut bantuan logistik dari Bandara dan Lanud Iskandar Muda ke daerah-daerah korban tsunami yang sulit dijangkau lewat jalan darat.Sebagian pesawat dan helikopter yang mengantar bantuan memang tidak dimiliki oleh pemerintah maupun TNI. Sebut saja pesawat Hercules tipe A-130 seri baru yang kerap terbang dari Bandara Polonia menuju Banda Aceh ataupun dari negara asalnya. Untuk pesawat Hercules memang Indonesia memilikinya, tapi bukan yang berjenis A-130 tapi jenis yang lebih kecil lagi. Hercules yang terbang ke Banda Aceh antara lain milik Singapura, Australia dan Malaysia.Selain itu masih ada alat angkut militer lainnya, seperti helikopter Sea Hawk, Sea King, Chinook dan Bell versi militer yang setiap saat selalu berseliweran di atas udara wilayah Aceh. Belum lagi jenis pesawat cargo yang mempunyai bobot dan ukuran yang lebih besar jenis Antonov buatan Rusia mengundang decak kagum warga Banda Aceh.Hampir setiap sore hari, ratusan warga Aceh baik yang mengungsi ataupun tidak menonton dari pinggiran Bandara dan Lanud Sultan Iskandar Muda. Tak tanggung-tanggung banyak warga yang menonton bersama anggota keluarganya sambil membawa makanan kecil saat menonton. Tentu saja, mereka tidak diperkenankan masuk wilayah Bandara dan Lanud. Mereka hanya berada di pinggir luar bandara yang pagarnya hanya berupa kawat, sehingga aktivitas para tentara asing yang berada di Aceh saat mendrop dan meloading bantuan dapat terlihat.Tak jarang lokasi bandara juga menjadi lokasi yang mengasyikan untuk berpacaran bagi muda-mudi di sore hari. Sambil duduk berduaan, mereka sesekali tertawa kecil dan tersenyum sambil memandang kesibukan Bandara dan Lanud Iskandar Muda.Seorang pengungsi bernama M Nur mengatakan, dirinya sengaja pada setiap sore menyempatkan untuk duduk santai di pinggiran Bandara untuk menonton pesawat dan helikopter yang landing dan take off. "Ya hitung-hitung melupakan kenangan pahit tsunami. Saya harus kehilangan istri dan 2 anak saya," ungkap pria sambil menatap kosong ke arah sebuah helikopter chinook yang mendarat di Lanud Iskandar Muda. M Nur adalah penduduk Krueng Raya yang mengungsi di kawasan Lamparo.Menurut Kepala Bandara Sultan Iskandar Muda Teuku Darmansyah, pasca terjadinya gempa dan tsunami di Aceh jumlah penerbangan dari dan menuju Aceh sangat padat. Saat terjadi gempa pada tanggal 26 Desember 2004 jumlah penerbangan hanya sekitar 5 penerbangan saja. "Setelah itu makin meningkat jumlahnya, dan mencapai puncaknya pada 5 Januari 2005 menjadi 185 penerbangan. Namun saat ini hanya sekitar 110 penerbangan saja," kata Teuku Darmansyah saat ditemui detikcom di Bandara Sultan Iskandar Muda beberapa waktu lalu.Darmansyah, yang saat kejadian tsunami berada di Medan dan langsung mengambil alih komando dari Medan mengatakan, jumlah penerbangan itu belum termasuk untuk jenis pesawat yang rotary wing (seperti helikopter) yang jumlah penerbangannya lebih banyak. Saat gempa mengakibatkan membuat peralatan di air traffic control (ATC) atau tower pengatur lalulintas udara rusak dan alat navigasi udara untuk landing system juga rusak. Bandara pun tidak dapat berfungsi selama 3 jam. Akhirnya dia memutuskan untuk meminta bantuan dari Bandara Polonia Medan dan Bandara Changi Singapura untuk memandu pesawat yang akan tiba di Aceh untuk memberikan bantuan.Untung lah rusaknya tower ATC dapat diatasi dengan bantuan mobile tower air traffic control dari Singapura. "Kita akan dipinjamkan alat ini selama 6 bulan dengan orang kita sebagai operatornya. Dan perbaikan tower ATC kita perbaikannya membutuhkan waktu enam bulan," katanya. Darmansyah, yang mengaku keluarganya menjadi korban tsunami karena hingga kini 6 anggota keluarganya belum ditemukan menilai bantuan Singapura tersebut sangat membantu lalu lintas bantuan melalui jalur udara. (mar/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads