Sejak tahun 1999, relawan-relawan pecinta penyu mulai mensosialisasikan ke masyarakat pesisir pantai untuk merawat ekosistem penyu. Hingga sampai di tahun 2005, para relawan ini membuat Yayasan Penyu Berau (YPB) yang diketuai oleh Vany Ahangmoord.
Yayasan ini mulai menjelajah 7 pulau besar di Kalimantan Timur, seperti Derawan, Maratua, Sangalaki, Bilang-bilangan, Mahata, Kakaban dan Semama. Namun, seiring berjalan waktu Yayasan Penyu Berau hanya melakukan penelitian di dua pulau saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vany mengatakan, di Kalimantan Timur ini ada jenis penyu yang masih banyak ditemukan di pesisir pantai Berau ialah Penyu Hijau dan Penyu Sisik. Untuk Penyu Hijau di Berau terbesar No 8 di dunia. Sedangkan penyu sisik belum diketahui.
Penyu Hijau saat dihitung selama 10 tahun di Kepulauan Derawan ada perkembangan pesat. Dari alam melakukan kegiatan ini dirinya dan teman-teman menemukan banyak sekali kendala. Terutama di Pulau bagian utara seperti Kepulauan Derawan.
"Dari 1.800 hingga 3.190 selama 10 tahun. Dari perhitungan itu kita naik dari peringkat 15 ke peringkat 8 dunia," ujar Vany.
Sayangnya, pihaknya belakangan ini memiliki kendala mendekati masyarakat Pulau Derawan. Penyebabnya, di pulau yang sedang ramai dibicarakan tersebut menolak adanya mereka.
"Masih di wilayah utara seperti Pulau Derawan sekitarnya masyarakat belum paham makna konservasi, mereka lebih banyak memaknai itu sebagai pelarangan dan sekarang mereka berubah. Terlalu banyak politisasi di sana karena kepala kampungnya punya hubungan dengan DPRD jadi kami ditolak," keluh Vany.
Walau begitu, mereka bersyukur masih banyak daerah yang peduli dengan ekosistem penyu. Terutama masyarakat di selatan Berau.
"Lain dari utara, kalau di selatan warganya sudah aware dan siap membantu menjaga kelestarian penyu serta lingkungan juga," tutup Vany.
(spt/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini