Tiga petinggi partai mengumpamakan panggung politik di Indonesia laksana perang. Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto menyebut kompetisi di pemilihan anggota legislatif serta pemilihan presiden dan wakil presiden tahun ini
seperti perang Baratayuda.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais menyamakan pileg dan pilpres 2014 seperti Perang Badar. Terakhir Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang menganalogikan kompetisi politik saat ini, antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih laksana Perang Dingin Amerika dan Uni Sovyet.
Mengapa mereka menggunakan kata 'perang' untuk panggung politik di Indonesia?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo: Kami Satria Pandawa, Kurawa Cirinya <i>Mencla-mencle</i>
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
|
Sementara Kurawa merupakan kumpulan satria yang jahat, dan licik yang menghalalkan segala cara untuk meraih jabatan. Calon presiden yang diusung koalisi Partai Gerindra, Partai Golongan Karya, PPP, PAN, PKS dan PBB itu mengklaim dirinya sebagai satria Pandawa.
"Kalian tahu kan ciri khas Kurawa? Mencla-mencela. Matanya tidak bisa lurus," kata Prabowo saat berpidato di depan warga di Terminal Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (8/6/2014) lalu.
Amien Rais: 9 Juli itu Baratayuda Politik, Kita Pakai Mental Perang Badar
|
"9 Juli itu semacam baratayuda politik. Serem di sini tapi mungkin kecil-kecilan. Tapi saudara-saudaraku, kita harus khusnul yang bulat dan jangan ragu-ragu," ujar Amin saat memberikan ceramah singkat di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/5/2014).
Mantan Ketua MPR itu menambahkan seharusnya publik bisa melihat kesempatan perubahan bangsa lewat Pilpres. Siapapun yang terpilih nanti, masyarakat harus bisa berpikir nalar serta positif. Dengan candaannya, dia pun kembali berpesan kepada publik agar menolak money politics.
"Kita pakai mental perang Badar, jangan pakai mental perang Uhud. Perang Uhud itu kan wani piro? Kalau perang Badar nanti, yang penting kita bersatu sebagai bangsa. Siapapun pemenangnya nanti," kata mantan Ketua Umum PAN itu.
SBY Sebut Sikap PD Seperti Indonesia Ketika Perang Dingin
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
|
"Sama seperti perang dingin dulu kan, ada blok kanan, ada blok timur. Tapi kan ada gerakan nonblok, Indonesia nonblok.
Tidak salah sebetulnya, itu pilihan kita," kata SBY usai menjadi pembicara kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah,
Tangerang Selatan, Banten, Rabu (10/12/2014).
Dengan menjadi nonblok, maka PD bisa bebas menjalin kerja sama dengan kedua belah pihak untuk kepentingan bangsa. "Berarti
kan komunikasi saya dengan teman KIH terbuka untuk saling kerja sama untuk kepentingan bangsa. Sama halnya komunikasi kami
dengan Koalisi Merah Putih, juga terbuka untuk kepentingan bangsa," ujarnya.
Halaman 2 dari 4