Seperti diketahui Ical terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali, sedangkan Agung Laksono versi Munas Jakarta. Kedua tokoh itu telah menyusun pengurus lengkap dan sudah menyerahkan susunan lengkap pengurusnya ke Kementerian Hukum dan HAM.
Kedua belah pihak pun menunggu keputusan Kemenkum HAM soal siapa yang diakui secara sah. Kemenkum HAM punya waktu tujuh hari sejak kedua kubu melaporkan hasil Munas tersebut. Sampai kini kedua kubu masih harap-harap cemas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para Rabu (10/12) Ketua Harian DPP Golkar versi Ical, MS Hidayat, mengunjungi kantor DPP Golkar. Kedatangan Hidayat disambut hangat pengurus kubu Agung Laksono lantaran dia dulunya kerap rapat bersama saat bergabung di '7 samurai'. Istilah 7 samurai adalah 7 orang caketum Golkar yang dulunya berjuang untuk mengalahkan Ical di munas.
Hidayat datang dalam dua kapasitas yakni sebagai teman lama para pengurus kubu Agung dan juga kini sebagai salah satu pembesar di kubu Ical. Dia pun terang-terangan membawa misi damai.
"Saya berkunjung ke kantor DPP Golkar bertemu βsahabat saya sebagai keluarga besar Partai Golkar, bahwa ada masalah tidak menghalangi kami bersilaturahmi. Kami coba bicarakan bagaimana buat Partai Golkar ini menyelesaikan masalahnya dan jadi keluarga besar yang kuat," kata MS Hidayat kemarin.
"Kita sepakat cari penyelesaian yang bermartabat dan kita secara equal berdiri sama tinggi duduk sama rendah cari penyelesaian yang baik," papar mantan menteri perindustrian itu.
Namun demikian sampai kini formulasi perdamaian belum direncanakan. Ada sejumlah gagasan untuk dibentuk semacam Munaslub ataupun Munas sekali lagi dengan tema rekonsiliasi. Usulan itu muncul dari caketum Golkar yang mundur sebelum Munas Ancol, Hajriyanto Y Thohari.
"Saya hanya akan ikut aktif di DPP Partai Golkar kalau sudah ada rekonsiliasi. Syukur kalau ada munas rekonsiliasi," harap Hajriyanto.
Lalu masih adakah jalan islah kubu Ical vs Agung? Mungkinkah ada Munas rekonsiliasi?
(van/nrl)