Ini Modus Sindikat Internasional Tipu Perempuan Indonesia Jadi Kurir Narkoba

Indonesia Darurat Narkoba

Ini Modus Sindikat Internasional Tipu Perempuan Indonesia Jadi Kurir Narkoba

- detikNews
Kamis, 11 Des 2014 12:19 WIB
Jakarta -

Banyak perempuan Indonesia terjerat sindikat narkotika internasional dengan menjadi kurir. Kebanyakan mereka terjerat karena bujuk rayu mulai dari dipacari, dinikahi, dan diiming-imingi uang banyak.

Pernyataan itu disampaikan Kelompok Ahli BNN Brigjen Pol (Purn) Jeanne Mandagi di Lantai 4 Gedung Pascasarjana UI Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (11/12/2014) pagi. Ia menjadi pembicara dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh BNN dan Iluni PPs UI.

"Banyak perempuan Indonesia yang terlibat jadi kurir narkotika. Baik dari berbagai negara luar ke Indonesia atau sebaliknya. Mereka masuk dalam sindikat Internasional," kata Jeanne mengawali paparannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan Jeanne, dirinya sudah sekitar 30 tahun menangani kasus narkotika di Indonesia. Banyak perempuan Tanah Air yang tertangkap karena menjadi kurir sindikat narkotika dari usia 17 hingga 30-an ke atas. Saat diintrogasi para perempuan ini kemudian menjelaskan bagaimana mereka terjerat atau terbujuk.

"Mereka jalan-jalan di mal atau di diskotik, lalu ada laki-laki Nigeria atau lainnya yang memperkenalkan diri. Terjadilah percakapan, mereka lalu berkencan, jadi pacar, dijanjikan dinikahi. Setelah itu si laki-laki minta dikenalkan keluarga atau teman-teman dekat, dan lainnya," ucap Jeanne.

Lanjut Jeanne, setelah proses itu, para perempuan wanita ini kemudian dinikahi oleh para sindikat narkoba internasional itu. Umumnya pernikahan dilakukan di bawah tangan. Si perempuan kemudian diberikan berbagai hadiah menarik yang membuatnya terlena dan masuk dalam jebakan.

"Setelah menikah, si perempuan ini sebagai hadiah, disuruh jalan-jalan ke luar negeri. Dari sana nanti pulang disuruh membawa paket yang dia tidak tahu bahwa itu narkotika. Seandainya dia tahu dan itu membahayakan, kalau tidak mau, dia kemudian diancam," ujar Jeanne.

"Perempuan itu diancam dibunuh, termasuk semua keluarganya atau teman dekatnya yang sudah diperkenalkan tadi di awal. Itu juga diancam dibunuh. Itulah kenapa di awal si sindikat narkoba internasional ini di awal minta ke si perempuan dikenalkan ke keluarga atau teman-teman dekatnya," sambung Jeanne dengan mimik wajah serius.

Karena itu, mau tidak mau si perempuan itu pun menjadi kurir narkotika. Jika berhasil, ia akan terus diperbudak mengedarkan narkotika ke berbagai negara di dunia seperti ke Amerika Latin, Eropa, dan Asia.

Selain cara itu, lanjut Jeanne, sindikat narkotika internasional juga merekrut perempuan Indonesia menjadi kurir dengan cara menawarkan uang berjumlah besar. Mereka mengincar perempuan hamil dari keluarga miskin yang butuh uang.

"Mereka merekrutnya dengan langsung menawarkan uang pada perempuan hamil dari keluarga miskin. Kebanyakan Khusus jadi kurir ke Tiongkok. Karena undang-undang di Tiongkok melarang memenjarakan atau menghukum mati perempuan hamil," kata Jeanne.

Ditambahkan Jeanne, banyak juga tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia di banyak negara yang direkrut dengan bujuk rayu, termasuk iming-iming uang besar. "Mereka disuruh jadi kurir kalau kembali ke Tanah Air," ucapnya.

Jeanne pun mengimbau agar para perempuan Indonesia waspada terhadap modus-modus itu. Seperti diketahui jika kedapatan membawa narkotika ancaman pidananya berat, bahkan hingga ancaman hukuman mati.

Hingga saat ini pukul 12.00 WIB, FGD masih berlangsung. Selain Jeanne, narasumber di lokasi juga ada DR. Ninik Rahayu, DR. Polit Sc. Henny Saptatia D.N., SS., MA, DR E. Kristi Poerwandari, M.Hum, Irjen Pol (Purn) Benny J. Mamoto, SH, M.Si, dan DR. Kusman Suriakusumah, Sp.KJ, MPH. Sedangkan Komjen Pol (P) AMB. HE, Drs. Ahwil Lutan, SH, MM, MBA, menjadi moderator.

(bar/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads