"Itu sudah lama. Kan baru muncul karena minta sumbangan kita terus. Prestasi gitu-gitu saja. Nah kalau kita mau keluarin duit buat Persija boleh, Cuma sahamnya mana. Kalau kita yang keluarin duit, kasih kita yang kelola dong," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2014).
Kebingungan Ahok semakin bertambah setelah pihak manajemen Persija tiba-tiba mengklaim tidak ada saham BUMD DKI. "Kalau mau telusurin dari awal kan ada masalah, kalau cuma mau bikin akta notaris, PT, berapa duit sih. Saya bingung kok Jakarta enak saja kasih Persija ke perorangan," tambah Ahok dengan gayanya yang khas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pembenahan internal itu dianggapnya tak bisa dilakukan jika Persija tidak diberikan ke Pemprov. Soal pengambilalihan ini pun, menurutnya tidak mudah. Pasalnya, nama klub itu tidak mungkin diganti lagi, maka mau tak mau dia harus membeli seluruh perusahaan berbentuk PT itu.
"Kalau misalnya buat nama baru, nggak bisa Persija lagi namanya (karena sudah ada PT-nya). Masa mau Persihok atau Persija T (Persija Tandingan), atau PersijaTAN. Tapi nanti kayak marga bini gua namanya. Nah orang Jakarta terima nggak kalau namanya jadi Persihok? Kan nggak terima kan. Pasti ngotot mau tetap Persija namanya, nah Persija harus kita beli dong PT-nya," jelasnya sambil berkelakar.
(ros/mok)