Berawal dari Game, 2 Siswa SMA ini Bikin Rompi Anti Peluru dari Sabut Kelapa

Berawal dari Game, 2 Siswa SMA ini Bikin Rompi Anti Peluru dari Sabut Kelapa

- detikNews
Selasa, 09 Des 2014 16:06 WIB
Kevin dan Iqbal (Foto: Angling Adhitya P/detikcom)
Semarang -

Berawal dari hobi bermain game tembak-tembakan di PC seperti Counter strike dan Call of Duty, Aristio Kevin Ardyaneira Pratama (16) siswa kelas XI Olimpiade SMAN 3 Semarang melakukan penelitian dan membuat rompi anti peluru. Bahkan ia membuat dari bahan organik yang ringan, yaitu sabut kelapa.

Kevin tidak sendiri, ia melakukan penelitian bersama temannya, M. Iqbal Fauzi (15) dari kelas XI MIA 5. Mereka berdua melakukan penelitian selama enam bulan dan berkali-kali melakukan percobaan.

"Memang senang main game tembak-tembakan. Awalnya ingin buat helm anti peluru, tapi banyak kendala seperti harus membuat lengkungan," kata Kevin saat ditemui detikcom di sekolahnya, SMAN 3 Semarang, Selasa (9/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua siswa cerdas ini memilih bahan sabut kelapa karena dinilai kuat. Pada prototype pertama mereka menggunakan fiber, sabut kelapa, dan pelat seng. Namun percobaan itu gagal, peluru dari anggota TNI masih bisa menembusnya.

"Sabut kelapa kami pakai karena saat ditarik-tarik ternyata kuat. Dulu masih ada seng-nya, sekarang sudah tidak pakai. Kami juga pernah coba pakai kain celana jeans, tapi malah berat," tandas Kevin.

Mereka bekerjasama dengan TNI, Polisi, dan Perbakin untuk melakukan uji coba. Setidaknya empat kali uji coba gagal, berbagai jenis peluru yang dilontarkan masih bisa menembus. Pada percobaan ke lima dan enam, hasil memuaskan mulai terlihat, peluru M-1911 kaliber 0.45 inchi yang dilontarkan dengan jarak 3 meter mental.

"Sudah diuji coba bisa mental pelurunya. Namun untuk peluru senapan laras panjang masih tembus. Tapi kelebihan rompi ini tidak bisa ditembus benda tajam," pungkas Iqbal.

Temuan mereka itu sudah mengalami kemajuan pesat dari prototype pertama yang memiliki tebal 2,5 cm dan berat 6 kg. Saat ini lapisan anti peluru dari sabut kelapa itu hanya setebal 1,35 cm dan berat 3 kg untuk dua lempeng di depan dan belakang rompi.

"Lapisannya zigzag, jadi fiber kemudian sabut kelapa kemudian fiber lagi, sabut kelapa lagi, sampe empat lapis direkat pakai resin. Lalu di pres dan dibiarkan seharian," terang Kevin.

Kevin dan Iqbal berharap temuan yang mereka beri nama Stab-resistant and Ballistic Vest Made from Coconut Fiber itu bisa dikembangkan dan bisa menahan jenis peluru yang lebih berat. Terlebih lagi mereka ingin produk mereka bisa dimanfaatkan TNI maupun Polri.

"Harapan ya ke depan dari pihak TNI Polri bersedia melihat produk anak bangsa ini," kata Iqbal.

Rompi anti peluru tersebut sudah diikutkan berbagai ajang yaitu 2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014 di Jakarta dan memperoleh medali perak, kemudian International Science Project Olimpiad juga meraih medali perak, lalu di ajang Karyacipta Teknologi Tepat Guna di Semarang menyabet juara dua.

"Biaya produksinya cuma Rp 800 ribu," tutup Iqbal.

(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads