Buku visi dan misi itu disediakan di meja registrasi di depan Krakatau Hall, Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (7/12/2014). Para anggota DPD dipersilakan untuk mengambil dan membaca buku-buku tersebut.
Hingga sore hari, baru ada buku dari caketum Agung Laksono dan caketum Priyo Budi Santoso. Belum tampak buku dari Agus Gumiwang Kartasasmita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku dari Priyo lebih tipis, yaitu 22 halaman. Priyo menceritakan tentang kiprah Partai Golkar, arah Partai Golkar ke depan, strategi merebut kemenangan di Pemilu 2019 dan profil Priyo sendiri.
Selain buku visi dan misi, arena Munas juga diwarnai spanduk dan banner dari ketiga caketum. Slogan, visi misi, serta program dijabarkan sehingga DPD bisa mendapat pencerahan tentang siapa yang akan mereka pilih.
Kondisi ini berbeda bila dibandingkan saat Munas IX Bali saat Aburizal Bakrie terpilih secara aklamasi. Calon-calon lain sudah mundur sebelum berlaga, tak ada pula keriuhan persaingan.
Tidak ada buku visi misi ataupun spanduk dukungan. Proses pendaftaran hingga terpilihnya Ical sebagai ketum pun sangat cepat.
(imk/trq)