Aksi yang diikuti lebih dari 600 karyawan rumah sakit tersebut digelar Jumat (5/12/2014). Aksi ini merupakan kelanjutan dari aksi serupa pada hari Senin lalu, yang mendesak penggantian Dirut rumah sakit yang arogansi dan sewenang-wenang.
Jika kasi p[ada hari ini Senin mereka membuat 'mosi tidak percaya' pada Dirut, pada aksi hari ini mereka menyegel rumah dinas Dirut yang berada di dalam kompleks rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tri juga mengatakan, semua keluhan dan penolakan karyawan terkait perilaku Dirut RSO Surakarta, telah dilaporkan kepada Mentetri Kesehatan di Jakarta. Jika aspirasi karyawan tersebut tidak mendapat perhartian maka seluruh karyawan akan terus melakukan aksi penolakan.
Dirut RSO Surakarta, Agus Hadian Rahim, belum berkomentar. Saat aksi sebelumnya, Agus tidak berada di ruang kerjanya. Pihak rumah sakit mengatakan, Agus Hadian sedang berdinas ke Jakarta dan sudah berpesan agar semua aspirasi dari seluruh karyawan ditampung untuk selanjutnya akan dibahas di tingkat pimpinan dan selanjutnya disampaikan ke kemeterian.
"Kami saat ini tidak bisa memberikan keterangan atau keputusan apapun. Kami baru bisa memberikan jawaban setelah Pak Dirut kembali ke Solo Kamis mendatang. Sedangkan kewenangan mengangkat dan memberhentikan pegawai, sepenuhnya kewenangan kementerian karena rumah sakit ini milik Kementerian Kesehatan. Namun kami pastikan pelayanan di rumah sakit sama sekali tidak terganggu oleh jalannya aksi," jelas Direktur Umum RSO Surakarta, Nining Setyowati.
(mbr/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini