Percaya atau tidak, hampir selalu ada hal mistis yang menyertai cerita tentang benda peninggalan sejarah. Cerita mistis itu kemudian terabadikan mengalir dari mulut ke mulut untuk diceritakan dan akhirnya menyebar.
Saat detikcom berkunjung ke situs percandian Batujaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, akhir pekan lalu, ada cerita mistis yang kembali mengemuka. Legenda tentang sosok berjubah putih cukup terkenal di kalangan masyarakat di kawasan Batujaya.
Ada dua candi yang cukup terkenal di kawasan percandian ini, yaitu Candi Jiwa dan Candi Blandongan. Pada Candi Jiwa ada misteri sosok berjubah putih, sedangkan di Candi Blandongan ada cerita tentang makhluk gaib yang berperawakan kakek-kakek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nasri, tak ada yang tahu pasti siapa mahkluk gaib berjubah putih tersebut. Apakah ia masih ada hubungan dengan kerajaan Tarumanegara atau tidak. Seperti diketahui, Candi Jiwa merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang beragama Hindu.
"Kalau soal jubah putih, saya pernah melihat dari hasil foto. Jadi beberapa bulan yang lalu ada serombongan orang membawa sesaji dan ditaruh di Candi Jiwa. Setelah orangnya pulang, saya dan rekan yang lain datang ke Candi Jiwa dengan maksud bersihin sesajen yang tadi," tutur Nasri.
Saat itu kebetulan ada seorang Arkeolog yang tengah berada di lokasi untuk melakukan penelitian. Arkeolog itu lantas memotret Nasri dan rekan-rekannya dari kejauhan.
"Pas kita lihat fotonya, ternyata kita nggak sadar kalau di atas kita pas beresin sesajen itu ada sesosok orang dengan jubah putih di bangunan candinya. Mungkin dia penunggu dari candi itu ya. Atau bisa juga dia baru sampai untuk mengambil sesajennya itu," ungkap Nasri.
Selain misteri sosok jubah putih di Candi Jiwa, ada pula misteri kakek-kakek penunggu Candi Blandongan. Cerita tentang pria tunta yang mengenakan tongkat itu seperti telah menjadi cerita dongeng tersendiri di kawasan Batujaya.
"Kalau yang di Candi Blandongan itu adanya kakek-kakek, bahkan temen saya juga pernah melihat. Belum tahu apa dia dulu bagian dari sejarah candi atau hanya makhlus yang lalu lalang di area pesawahan," imbuh Nasri.
Nasri menegaskan, makhluk-makhluk berbeda alam tersebut tidak akan mengganggu pengunjung jika tak diganggu duluan. Maka ia pun mengimbau kepada para wisatawan untuk menjaga sikap dan tutur kata selama berada di area percandian.
"Sebenarnya mereka tidak akan mengaggu kalau tidak kita ganggu. Tapi pernah ada juga pengunjung yang kerasukan, alhamdulillah berhasil kami tangani," tutupnya.
(rna/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini