Ternyata Benar, Pelat Baja Terpasang di Bagasi Taksi Express yang Asli

Ternyata Benar, Pelat Baja Terpasang di Bagasi Taksi Express yang Asli

- detikNews
Kamis, 04 Des 2014 18:49 WIB
Jakarta -

Express Group menyatakan modus perampokan terhadap 2 karyawati di Jakarta tidak dapat dilakukan di armadanya karena pada taksi mereka dipasang pelat baja antara bagasi dengan kursi penumpang. Ternyata benar, pada taksi-taksi Express yang asli terpasang pelat baja yang dimaksud.

Untuk mengkonfirmasi apakah pelat baja di taksi Express benar-benar terpasang, detikcom mencoba melihat langsung dengan menaiki armada taksi Express, Kamis (4/12/2014) dengan menyamar menjadi penumpang. Perjalanan pertama yang detikcom lakukan adalah dengan menaiki taksi Express dengan nomor pintu DP 8016 dari Kawasan SCBD, Jaksel, menuju Jalan Panjang, Jakbar.

Seperti anjuran dari jajaran Express Group, detikcom pun meminta agar supir taksi membukakan terlebih dahulu bagasi mobil untuk mengecek apakah di dalam bagasi tidak ada orang yang bersembunyi sekaligus untuk mengecek keberadaan pelat baja. Dengan senang hati sang sopir, Abdul Malik membukakan bagasi yang ternyata telah terpasang pelat baja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat memasuki mobil, detikcom juga melihat bahwa sarana yang ada di dalam taksi sesuai dengan yang disebutkan oleh jajaran Express Group untuk mengetahui apakah itu taksi Express yang asli atau duplikasi. Di dalam mobil terpasang argo, layar LED untuk GPS dengan sistem DDS (Digital Dispatch System) yang dapat men-tracking data perjalanan, dan alat reader BCA Flash.

Selain itu juga terdapat layar kecil di atas kaca tengah untuk menampilkan running text logo perusahaan, keterangan kosong atau tidaknya taksi, dan nomor layanan taksi Express. Kartu identitas sopir beserta fotonya juga terpampang jelas di dashboard di depan kursi penumpang di bagian depan.

Nomor pintu unit taksi juga tak hanya tertera di badan pintu bagian luar. Berdasarkan pengamatan detikcom, di bagian dalam taksi sendiri ada 5 keterangan nomor unit taksi itu sendiri. Yaitu di pintu belakang kanan dan kiri, di bawah di sela-sela kursi supir dengan kursi penumpang bagian depan, di dashboard di bawah kartu identitas, dan di kaca bagian atas bagian dalam di depan kursi penumpang. Sementara untuk di luar ada di bagian pintu kanan dan kiri serta di kaca bagian luar di kedua sisi.

Ciri-ciri tersebut seperti yang telah disebutkan juga ada di unit taksi kedua yang detikcom tumpangi dari Jalan Panjang, Jakbar, menuju Kawasan SCBD, Jaksel, dengan nomor pintu kendaraan MB 2283. Sang supir yang bernama Albertus Guna, supir berstatus charlie (cadangan) yang mengendarai taksi Express B 1508 CTC.

"DDS ini nggak boleh hilang, pernah ada yang makan, lupa kunci mobil dan LED nya dicuri, harus bayar Rp 3 juta. Artinya memang kelengkapan harus ada. Kita kalau nggak pakai seragam saja tidak boleh narik," ujar Albertus saat dikonfirmasi.

Kedua supir pun tidak merasa segan atau kesal jika ada penumpang yang meminta dibukakan bagasi sebelum masuk untuk mengecek keamanan. Mereka justru sangat mengapresiasinya.

"Nggak (tersinggung) sih. Itu kan hak dan untuk kenyamanan penumpang. Karena banyak kejadian kayak gitu kan jadi lebih waspada. Lebih bagus (bagasi diperiksa), jadi rasa nyaman itu ada. Kalau gitu kan jadi aman. Apalagi malam ya. Memang baiknya diperiksa dulu. Kalau saya kadang suka bilang kalau bapak/ibu kurang percaya atau kurang nyaman bisa cek aja ke bagasi," kata Albertus yang berasal dari Flores, NTT itu.

Pria yang sudah menjadi supir angkutan umum sejak tahun 2006 ini juga mengatakan nomor unit mobil yang ada di dalam taksi tak bisa dibuka. Ia bahkan menunjukkan pelat baja di bagasi, dan memperlihatkan bahwa kursi di taksi Express tidak bisa dilepas atau dipindah-pindahkan.

"Ini dari cat (tulisan nomor unit), bukan dari stiker jadi tidak bisa dikeletek. Lihat bajanya juga keras, ini (pelat di bagasi) nggak bisa dicopot karena dibor. Kalau pun tidak ada pelat, kursi juga nggak bisa dilepas karena kan ada kaitannya kencang dan dipasang dengan 3 baut dibor juga. Kalau bisa dibuka kursinya itu sudah niat merampok namanya," jelas Albertus.

Saat detikcom mencoba membukanya, pelat baja memang sangat kencang dan tak bisa dibuka paksa. Meski pada pelat baja di taksi Albertus tidak ada segel berserinya, dengan tangan kosong pelat itu tak dapat dibuka. Sementara pelat baja di taksi Abdul Malik ada segel berserinya. Abdul juga tak keberatan saat diminta dibuka bagasi mobilnya.

"Nggak ganggu, nggak (ribet). Bener itu, diperiksa dulu bagasinya. Pinter berarti penumpangnya kalau minta, kan untuk jaga-jaga," tutur pria asal Slawi itu.

(ear/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads