"Transparansi wajib ada. Kita akan mengarahkan semuanya ke e-catalog dan e-purchaisingβ. Itu salah satu filter menghindari," kata Anis pada wartawan usai acara pelantikan di gedung sidang kampus UI Depok, Jawa Barat, Kamis (4/12/2014).
Ia mengatakan transparansi dalam pengelolaan keuangan di UI sudah dilakukan dengan baik. Ia mencontohkan bahwa setiap tahun pihaknya selalu mengaudit pembukuan keuangan dengan melibatkan auditor dari Kantor Akuntan Publik (KAP).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat disinggung soal kasus korupsi dalam proses tender IT β dan interior perpustakaan yang mengikutkan nama mantan rektor UI Gumilar Rusliwa dan mantan wakil rektor Wakil Rektor bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Administrasi Umum Universitas Indonesia Tafsir Nurchamid, ia tak mau berkomentar banyak. Menurutnya transparansi dan sistem dengan standar yang baku sudah ada di kampus tersebut.
"Kalau ada sistem dan ada proses dan orang yang menjalankan berarti bukan sistem. Sistem kan berjalan sesuai standar," ucapnya.
Karena itu, ia mengatakan pekerjaan rumahnya saat ini adalah membangun rasa percaya internal kampus, masyarakat dan stake holder pada UI kembali. Caranya, dengan meminta seluruh pihak mengawas perkembangan dan pengelolaan kampus itu.
"Bangun trust dulu, bangun sistem dulu. Dan mengajak semua orang jangan sampai ada SOP yang tidak sesuai. Semua harus sesuai standar yang berlaku," pungkasnya.
(bil/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini