Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menyesalkan sikap Partai Golongan Karya yang berencana menolak Perpu Pilkada langsung yang pada Januari nanti dibahas di DPR untuk menjadi UU. Apalagi jika sikap Golkar tersebut nantinya juga didukung oleh sekutunya di Koalisi Merah Putih yaitu Partai Gerindra, PAN, dan PKS.
Didi Irawadi menyebut sikap Partai Golkar yang ngotot mengegolkan Pilkada tidak langsung itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap hak rakyat. Apabila tetap diteruskan, dia yakin parpol-parpol yang menolak Perpu Pilkada Langsung akan ditinggalkan rakyat.
"Pilkada langsung sebagaimana amanat Perpu sudah disepakati oleh partai-partai yang tergabung dalam KMP. Namun kemarin dalam Munas Golkar, Ketum Golkar tiba-tiba berbalik tidak setuju pada Pilkada Langsung. Dengan demikian akan berupaya membatalkan Perpu Pilkada Langsung yang telah dikeluarkan mantan Presiden SBY," kata Didi Irawadi dalam pesan singkat, Kamis (4/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didi menuturkan, hendaknya perlu dipikirkan masak-masak dan dikaji lagi secara mendalam oleh Ketua umum Golkar maupun anggota KMP lain akan sikap berbalik badan tersebut.
"Sebelum nasi menjadi bubur, yang saya yakini rakyat pasti akan marah karena hak konstitusi untuk memilih wakilnya sejak sepuluh tahun lalu tiba-tiba harus dicabut," kata mantan anggota Komisi III DPR itu.
Dia mengingatkan agar politisi di KMP tidak hanya mengutamakan kepentingan politik sesaat dan hanya mengejar syahwat kekuasaan semata.
"Jangan hanya karena nafsu kekuasaan dan sekadar kepentingan politik sesaat, proses demokrasi yang susah payah sudah kita bangun kita juga yang mengkhianatinya," tegasnya.
Partai Demokrat tentunya paling terpukul dan merasa dikhianati atas sikap Golkar yang sepertinya akan diikuti konco-konconya itu. Sebab partai ini dulu bersedia bergabung dalam paket pimpinan DPR besutan KMP dengan kompensasi KMP menyetujui Perpu itu. Kala itu, bergabungnya PD ke KMP membuat KIH kalah telak.
(erd/nrl)