Polisi menangkap delapan mahasiswa yang ricuh dalam unjuk rasa kenaikan harga subsidi BBM di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Delapan mahasiswa tersebut ditangkap lantaran diduga menjadi provokator.
"Untuk sementara ada delapan mahasiswa yang ditangkap karena membakar dan melakukan provokasi," kata Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Umar Surya Fana di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2014).
Umar mengaku telah melakukan negosisasi dengan para mahasiswa sebelum terjadi kericuhan. Kemudian mahasiswa juga telah diberitahukan, adanya peraturan formal untuk aksi unjuk rasa yakni sampai pukul 18.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aksi demo mahasiswa tersebut, polisi juga menemukan bom molotov, batu-batu, dan petasan. "Tindakan yang tingkat tinggi ini saat ketika ada satu ibu-ibu yang akan melahirkan dihalang-halangi mahasiswa," terangnya.
Aksi unjuk rasa mahasiswa di jalan Diponegoro tersebut dibubarkan paksa oleh polisi menggunakan water cannon. Meski sudah dibubarkan, mereka masih memaksa untuk berkumpul di beberapa titik di jalan tersebut. Polisi masih tetap bersiaga.
Delapan Mahasiswa yang diamankan tersebut yakni Rusli (UBK), M Ikhsan (UI), Feri (Mercubuana), Zeth (dari mahasiswa di Yogyakarta), Bento (IISIP). Bayu Baskoro (UI), Rahmandani (Mercubuana), Heru (UI).
Β
Β
(tfn/rmd)