Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku punya solusi yang berbeda dibanding dengan memotong jam kerja PNS perempuan. Menurut Ahok, wacana yang pemangkasan jam kerja yang dilontarkan Wapres Jusuf Kalla itu tidak adil.
"Saya tidak tahu setuju atau nggak pemotongan jam kerja perempuan, semua pasti demen kalau kurangi jam kerja apalagi kalau gajinya tetap sama. Tapi saya pikir itu tidak adil,β kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2014).
Solusi yang ditawarkan Ahok yakni memberikan kesempatan bagi para PNS perempuan untuk memilih lokasi kerja yang sesuai domisili mereka. Dengan begitu kaum perempuan punya waktu luang dengan keluarga di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi nanti PNS ibu-ibu bisa memilih mau pindah kemana yang dekat rumahnya. Enggak ada lagi alasan atasannya tidak mengizinkan," tutur Ahok.
Dia berujar, jarak tempat kerja yang makin dekat akan membuat PNS perempuan punya waktu lebih untuk berkumpul dan berinteraksi dengan keluarganya. Dengan begitu waktu berkualitas dengan keluarga juga akan meningkat.
Lebih lanjut, dia menuturkan PNS perempuan akan diberdayakan untuk menggerakkan kaum ibu di masing-masing wilayah untuk membantu memantau kondisi di lingkungannya. Semisal untuk melaporkan jalan rusak, sekolah dan rumah tak layak hingga warga yang tak punya akses kesehatan gratis.
"Lebih baik kita konsentrasi ke kampung-kampung. Bagaimana caranya agar tidak ada lagi anak-anak cacat yang tidak bisa sekolah. Tidak ada jalan rusak yang tak diperbaiki. Tidak ada lagi anak-anak yang tidak bisa sekolah. Sebab, nanti itu tugas PNS perempuan yang merangkul ibu-ibu diwilayahnya," pungkasnya.
(ros/ndr)