Tentang Gutta-Percha, Getah Ajaib 'Tjipetir' yang Jadi Primadona Eropa

Misteri Tjipetir di Eropa

Tentang Gutta-Percha, Getah Ajaib 'Tjipetir' yang Jadi Primadona Eropa

- detikNews
Rabu, 03 Des 2014 14:27 WIB
dok: Sukabumi Heritage (Dedi Suhendra)
Jakarta -

Di Eropa, nama blok karet 'Tjipetir' dikenal dengan istilah Gutta-Percha. Pamornya mendunia karena terkenal memiliki kualitas prima. Siapa sangka, asalnya dari sebuah pabrik kecil di Cipetir, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Gutta-Percha dikenal masyarakat Cipetir dengan nama karet oblong. Namun secara umum di Indonesia, istilah yang paling sering digunakan untuk menggambarkannya adalah getah perca. Tanaman perca memang tersebar luas di Indonesia hingga wilayah Malaysia.

Dalam jurnal yang ditulis oleh peneliti India: Dr. R. Prakash, Dr. V. Gopikrishna, Dr. D. Kandaswamy di laman medind.nic.in, tercatat mengenai sejarah tanaman tersebut. Mereka mengartikan gutta percha sebagai getah perca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah soal perca pun dibeberkan. Versi ketiganya, getah perca pertama kali oleh para suku primitif di kawasan Melayu digunakan untuk membuat gagang pisau, tongkat dan berbagai kebutuhan lain. Orang barat yang memperkenalkan getah itu ke Eropa adalah John Tradescant pada tahun 1656. Dia menyebut tanaman itu dengan istilah Mazer Wood.

"Namun yang mendapat kehormatan sebagai penemu material itu adalah Dr William Montogmerie, seorang petugas medis India," tulis para peneliti di jurnal tersebut.

William menggunakan getah perca sebagai obat-obatan medis. Lalu pada tahun 1845, Hancock dan Bewly membangun perusahaan Gutta-percha di Inggris.

Pada saat itu, getah perca dipakai sebagai bahan pembuatan bola golf. Material getah itu menggantikan bola golf berbahan kayu yang sebelumnya digunakan. Dengan getah percha, bola golf jadi semakin lentur dan tak gampang rusak. Kepopuleran bola golf getah percha bertahan hingga tahun 1900an.

Selain bola golf, getah itu juga digunakan untuk aksesoris, pelapis kabel bawah laut, hingga obat-obatan. Khusus di dunia medis, getah ini biasa dipakai untuk mengobati luka, dan beberapa penyakit lain seperti cacar dan lainnya.

Khusus untuk pohon perca, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Tinggi pohon bisa sampai 30 meter dan diameter 0,5 meter.
- Berbatang tegak dengan warna merah kecoklat-coklatan
- Pepagannya berwarna kuning sampai merah dan bergetah putih.
- Berdaun tunggal dengan bentuk bundar telur sungsang sampai jorong.
- Bunga mengelopak pada ketiak daun.
- Tumbuh di hutan tanah rendah dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Dedi Suhendra, seorang anggota komunitas Sukabumi Heritage menyebut, karet perca dikenal masyarakat Cipetir dengan nama 'karet oblong'. Bersama komunitas Sukabumi Backpaker, dia pernah melakukan kunjungan ke pabrik itu pada 19 September 2014 lalu.

Pabrik getah karet Cipetir terkenal karena getah perca. Namanya mendunia karena dibawa oleh Belanda saat zaman penjajahan di awal abad ke-20 lalu.

Nama Tjipetir menjadi perbincangan karena ditemukan blok karet itu di beberapa pantai Eropa. Setelah ditelusuri, seorang wanita asal Inggris Tracey Williams kemudian menemukan fakta bahwa benda berukuran tablet komputer itu datang dari Sukabumi, Jawa Barat.

(mad/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads