Pantauan di lokasi, Rabu (3/12/2014), para pasien gangguan kejiwaan ini datang sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelum membersihkan monas, para pasien yang mengenanakan kaus oranye, celana training hitam, dan topi ini melakukan pemanasan dengan berolahraga.
Dengan semangat dan gembira, para pasien kejiwaan ini mengikuti arahan dari instruktur olahraga. Saat diminta melompat, dengan semangat mereka langsung melompat sambil berteriak-teriak senang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka orangnya baik. Kenapa orang baik pada stres ya? Banyak hal yang Kita latih. Ada mental, bimbingan sosial, agama. Sudah ada jadwalnya masing-masing. Banyak yang nggak mengakui bahwa mereka ini keluarganya. Saya paling sedih kalau mereka nggak diakui keluarganya," kata Kepala Panti Sosial Bina Lapas Harapan Sentosa 1, Sarima di lokasi.
Menurut Sarima, pasien dengan masalah kejiwaan ini merupakan orang-orang yang jujur. Meski begitu, mereka harus diakomodir karena masih tidak bisa mengendalikan apa yang mereka lakukan.
"Mereka tenaganya kuat. Tapi kita yang harus mengkoordinir mereka. Mereka harus bisa diterima masyarakat. Mereka tu paling jujur. Ada HP tertinggal, mereka terus mengejar saya untuk memberi tahu HP saya tertinggal," jelas Sarima.
(ear/kha)