Dalam keterangan yang disampaikan Staf Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Agung SW, Selasa (2/12/2014), dijelaskan kalau Maman mengajar mata pelajaran kesenian khususnya seni musik angklung. Tidak hanya itu, dia juga mengajar seni rupa.
"Saya juga mengajar elektro pada mata pelajaran fisika," tutur Maman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akhirnya bisa membuat alat musik arumba, angklung, dan kulintang," imbuh Maman.
Sementara, kemampuannya di bidang fisika diperolehnya saat menempuh kuliah B1 IPA setara diploma satu pada tahun 1960 di Institut Teknologi Bandung (ITB). Maman mengisahkan, saat dia pertama kali mengajar di sekolah ini tidak ada teknisi gedung.
"Saya merangkap di bagian gedung dan listrik karena tidak ada orang," kisah Maman.
Ketika upacara bendera di sekolah pada hari Senin, Maman juga menjadi pengiring lagu Indonesia Raya. "Pak Maman mengiringi dengan organ. Dia tidak pernah terlambat," timpal guru mata pelajaran bahasa Indonesia, Sukamto.
Apa yang dilakukan Maman mendapat apresiasi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan apresiasi kepada Maman. Menurut dia, Maman dapat dijadikan teladan bagi para peserta didik.
"Apa yang dikerjakan Pak Maman ini dihargai berapa pun tidak ternilai karena kemuliaan itu tidak bisa dirupiahkan," urai Anies saat berkunjung ke SMPN 17 Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Nanti kalau sudah jadi orang kalian ingat guru di sini ya. Ingat Pak Maman karena kalau adik-adik ingat dan doakan, Insya Allah menjadi aliran pahala buat mereka," pesan Menteri Anies kepada siswa di sekolah itu.
Maman menjadi perbincangan di media sosial facebook setelah pemilik akun Sukamto MPd mengunggah cerita tentang Maman di akun facebooknya. Dia mengunggah profil Maman disertai foto saat mengenakan seragam PGRI pada 25 November lalu, yang bertepatan dengan peringatan Hari Guru.
(ndr/mad)