2 Mahasiswa UGM Kembangkan Ponsel 'iBlind' untuk Tunanetra

2 Mahasiswa UGM Kembangkan Ponsel 'iBlind' untuk Tunanetra

- detikNews
Selasa, 02 Des 2014 16:19 WIB
M Hanif Sugiyanto dan Swakresna Edityomurti
Yogyakarta - Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Hanif Sugiyanto dan Swakresna Edityomurti mengembangkan ponsel untuk penyandang tunanetra. Ponsel yang dinamakan "iBlind" ini mampu mengubah teks Short Message Service (SMS) menjadi kode huruf braille.

Rancangan ponsel yang masih berbentuk prototipe ini juga berhasil menyabet medali perunggu dalam kategori Technology for Special Needs dalam kontes International Exhibition of Young Inventors (IEYI) di Jakarta pada 1 November 2014.

"Meski ini masih prototipe, prinsip kerja iBlind adalah untuk membantu penyandang tuna netra dalam melakukan komunikasi menggunakan ponsel," ungkap Hanif kepada wartawan di kampus UGM, Selasa (2/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, cara kerja iBlind mampu mengubah teks SMS menjadi kode braille. Pesan singkat yang masuk berupa huruf digital diubah ke dalam bentuk braille dengan menggunakan software.

Pesan yang telah diubah dalam bentuk braille tersebut, lanjut dia, kemudian dimunculkan dalam display iBlind. Namun display iBlind bukan berupa layar, tetapi berupa kotak dengan lubang-lubang yang dapat timbul dan memunculkan karakter huruf braille sehingga dapat diraba oleh pengguna untuk memahami isi pesan yang dikirimkan.

"Jumlah karakter yang ditampilkan masih terbatas, baru 5 karakter saja untuk sekali tampilan," ungkap mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik ini.

Menurut dia, awal mula terciptanya iBlind dari keprihatinannya terhadap penyandang tuna netra yang kesulitan menggunakan ponsel. Kondisi tersebut mendorongnya untuk mengembangkan alat komunikasi yang mampu memudahkan tunanetra dalam menggunakannya. Apalagi di lingkungan tempat tinggalnya ada penyandang tunanetra yang sering mengalami kesulitan menggunakan ponsel terutama untuk membaca sms yang masuk.

"Sejak itu saya bersama Swakresna kemudian mencoba mengembangkan untuk mengatasi masalah itu," katanya.

Dia mengatakan prototipe yang dikembangkan saat ini fungsinya hanya terbatas untuk menerima SMS, belum dapat untuk mengirimkan pesan dan panggilan telepon.

"Alat ini ke depan akan kami kembangkan agar bisa berfungsi seperti ponsel pada umumnya," kata Hanif.

Sementara itu Swakresna menambahkan akan terus mengembangkan iBlind dengan desain yang memudahkan penyandang tunanetra saat menggunakannya.

Saat ini, alat yang dibuat wujudnya yang masih saling terpisah antar komponen yakni dislpay, modul GSM, dan software. Nantinya iBlind akan dibuat layaknya ponsel yang ada di pasaran. Bentuknya menyatu dalam satu sistem.

"Rencananya akan dikembangkan dalam bentuk tablet ukuran 8x11 cm dengan tebal 5 mm," ungkap Swakresna mahasiswa Jurusan Teknologi Jaringan Sekolah Vokasi ini.

Dalam rancangan desain pengembangan iBlind ke depan akan terdapat refreshable braille untuk menampilkan data inbox dan sms di sisi depan. Sementara di sisi bawah dilengkapi dengan keyboard untuk menulis pesan dengan karakter braille. Selain itu akan dilengkapi juga dengan sejumlah tombol yang berfungsi untuk menampilkan pesan sebelum maupun selanjutnya serta tombol spasi.

(bgs/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads