Bisa jadi, Nikita Mirzani tidak tahu etika dan sopan santun berpakaian di persidangan. Tapi majelis hakim sebagai tuan rumah dan penjaga wibawa peradilan seharusnya mengingatkan Nikita.
"Kasus Nikita adalah contoh yang menarik dan menyentil dunia peradilan kita," kata peneliti Indonesia Legal Roundtable (ILR) Erwin Natosmal Oemar kepada detikcom, Selasa (2/12/2014).
Dalam persidangan di PN Jaksel, Senin (1/12) kemarin, Nikita memakai baju putih menerawang dengan celana jeans robek di sana-sini. Bahkan Nikita dengan cueknya tetap memakai kacamata hitamnya di dalam ruangan. Penampilan seksi dan tidak sopan ini bukan pertama kali dilakukan Nikita, sebelumnya ia juga hadir dengan baju ketat merah yang menyembulkan belahan dadanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Erwin, karena tidak ada aturan yang tegas maka sikap Nikita tidak bisa disalahkan. Sebab etika berpakaian di persidangan hanya disandarkan kepada kebiasaan atau kepatutan yang ditafsirkan banyak pihak seperti hakim dan para pihak secara subjektif.
"Meski secara etik, patut dicela (busana Nikita di sidang)," cetus Erwin.
Sementara itu Kepala Biro Hukum dan Humas MA Ridwan Mansyur tegas menyatakan ketua majelis hakim seharusnya menegur yang bersangkutan
"Ketua majelis yang memimpin persidangan harus memastikan persidangan dan pengunjung sidang respek kepada persidangan dan majelis wajib menjaga marwah dan wibawa pengadilan," ujar Ridwan.
Tapi apa kata Nikita menanggapi tata busana bajunya tersebut? Pemain film Nenek Gayung itu malah melempar seloroh yang tidak menghargai institusi pengadilan.
"Ini sebagian dari amal buat siapa saja, laki-laki, kan saya sudah janda. Eh belum ya janda wanna be. Tadinya mau dirobek sampai sini," kelakar Nikita sambil menunjuk bagian intimnya.
(asp/nrl)