Harakiri 'Last Samurai' Menuju Puncak Beringin

Munas Golkar

Harakiri 'Last Samurai' Menuju Puncak Beringin

- detikNews
Selasa, 02 Des 2014 11:48 WIB
Harakiri Last Samurai Menuju Puncak Beringin
Nusa Dua, - Hari kedua Munas IX Golkar digemparkan oleh berhembusnya rekaman suara Ketua SC Nurdin Halid yang menskenariokan pembentukan tata tertib agar Aburizal Bakrie (Ical) kembali menang. Namun isu negatif itu tak membuat Ical tumbang, dia bahkan semakin dekat dengan kemenangan.

Sementara jusru '7 samurai' yang bersemangat sejak awal malah tumbang satu persatu. Sampai akhirnya 'the last samurai' pun memilih 'harakiri'.

Istilah 7 samurai muncul saat 7 caketum Golkar yakni Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainuddin Amali, Airlangga Hartarto, Hajriyanto Y Thohari, dan MS Hidayat, berjuang mengalahkan Ical. Mereka selalu kompak di awal, namun belakangan satu persatu keluar barisan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Segala jurus dikeluarkan mulai dari mengumpulkan dukungan ke daerah-daerah hingga keluar jurus pamungkas yakni membentuk Presidium Penyelamat Partai. Pada saat Presidium Penyelamat dibentuk, pada hanya tersisa '4 sekawan' yakni Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang, dan Zainuddin Amali yang bertahan.

Pada pleno DPP Golkar hari Selasa (25/11) lalu yang diwarnai bentrokan dua massa yang sama-sama mengatasnamakan AMPG menjadi awal perpecahan 7 samurai. Di situlah Presidium Penyelamat Partai Golkar dibentuk dan tinggal 4 sekawan yang bertahan. Namun masih ada Airlangga dan MS Hidayat di gelanggang pertarungan caketum Golkar. Sementara itu, Hajriyanto Thohari mengambil jalan tengah sebagai 'Golkar putih' yang menolak ikut satu dari dua pihak bertikai.

Di tengah perjalanan menuju puncak beringin, MS Hidayat tumbang dan 'menyumbangkan' dukungannya untuk Ical di hari pertama. Hanya tersisa Airlangga untuk berduel melawan Ical. Hingga memasuki hari kedua Airlangga masih bertahan dan menjadi 'the last samurai'. Tetapi setelah hembusan rekaman suara beredar, Airlangga memilih untuk 'harakiri'.

"Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pada kesempatan ini saya nyatakan menarik diri dari pencalonan. Saya tak bertanggung jawab dari keputusan Munas," ujar Airlangga di Hotel Westin Nusa Dua, Bali, Senin (1/12/2014).

Seharusnya Airlangga sudah tahu bila dirinya mengundurkan diri akan hanya ada satu calon ketum saja yakni Ical. Tetapi dia berujar bahwa sikap yang diambil dia lantaran melihat tak demokratisnya proses Munas.

Andai saja Airlangga masih bertarung, mungkin Ical bakal butuh energi lebih untuk melawannya setelah rekaman suara menyeruak. Akankah '4 sekawan' yang tersisa akan mengeluarkan jurus ampuh untuk menggoyang kepemimpinan Ical?

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads