"Yang membedakan Golkar dengan partai lainnya adalah sirkulasi elite. Golkar lebih dinamis dan selama ini Golkar paling lancar," jelas pengamat politik UGM, Dodi Kuskrido, Selasa (2/12/2014).
Sebut saja PDIP dengan figur Megawati, Gerindra dengan figur Prabowo Subianto, PKS dengan figur Hilmi Aminuddin, NasDem dengan Surya Paloh, Partai Demokrat dengan SBY, Hanura dengan Wiranto, atau PAN dengan sosok Amien Rais, dan kini Golkar mengukuhkan diri dengan sosok Aburizal Bakrie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang Pilihannya memilih Aburizal ini bagi Golkar adalah bisa mengerek suara di 2019 atau juga Golkar akan turun. Seperti kita tahu dalam survei Pilpres, suara Aburizal tidak bagus.
"Jelas ada dominasi kuat Aburizal Bakrie di Golkar saat ini, apalagi dengan sumber dayanya. Sejak awal sudah bisa ditebak Munas Golkar ini, tidak ada kompetisi di dalamnya. Semua sudah diatur mulai dari tata tertib hingga siapa yang punya suara," urai dia.
Konsekuensinya, dinamika di Golkar saat Munas menjadi tidak menarik lagi. Seperti partai lainnya, Golkar menjadi mudah ditebak. "Golkar kini menjadi alat personal bukan sebuah forum yang penuh gagasan dan pemikiran," tutup dia.
(ndr/mad)