Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Zainuddin Amali, Agus Gumiwang Kartasasmita membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar karena merasa tidak puas dengan gaya kepemimpinan Ical. Sementara Airlangga Hartarto, dan Mohammad Soleman Hidayat menyeberang ke kubu Ical. Adapun Hajriyanto Thohari memilih mundur dari Golkar.
Arena Munas IX Golkar yang dihelat di Hotel Westin pun seolah menjadi 'panggung' bagi Ical. Apalagi dalam salah satu tata tertib yang akan ditetapkan terdapat klausul bahwa jika seorang caketum mendapat dukungan 50 persen lebih pemilik suara, maka dia dikukuhkan menjadi ketum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila kembali terpilih, maka Ical menjadi orang kedua yang menjabat Ketua Umum Partai Golkar selama dua periode yakni 2009-2014 dan 2014-2019. Sebelumnya ada Amir Moertono yang memimpin partai Golkar selama dua kali masa jabatan, 1973-1978 dan 1978-1983.
Sejak 1983 sampai kemudian Golkar menjelma menjadi partai seperti sekarang, posisi ketua umum selalu dijabat selama satu periode oleh seorang politisi. Bahkan Akbar Tandjung yang dianggap bisa menyelamatkan Golkar setelah era reformasi pun hanya memimpin Golkar untuk satu periode masa jabatan.
Musyawarah Nasional IX Partai Golkar masih berlangsung di Bali. Selasa besok tata tertib tentang pemilihan ketua umum baru akan ditetapkan. Apabila 'pintu' aklamasi dibuka, peluang Ical terpilih kembali cukup kuat mengingat besarnya dukungan Dewan Pimpinan Daerah I maupun II.
Akankah Ical menjadi ketua umum kedua yang menjabat dua periode?
Berikut ini Ketua Umum Partai Golkar sejak 1964
1. Djuhartono periode 1964-1969
2. Suprapto Sukowati periode 1969-1973
3. Ali Moertono periode 1973-1978 dan 1978-1983
4. Sudharmono periode 1983-1988
5. Wahono periode 1988-1993
6. Harmoko periode 1993-1998
7. Akbar Tandjung periode 1998-2004
8. Jusuf Kalla periode 2004-2009
9. Aburizal Bakrie periode 2009-2014
(erd/nrl)











































