Sampai saat ini hanya ada dua kandidat caketum yang siap berlaga di Munas Golkar Bali yakni Aburizal Bakrie dan Airlangga Hartarto. Namun karena tatib Munas yang sangat pro Ical, Airlangga kemungkinan besar tersingkir.
Wajar saja sejumlah elite Golkar seperti Sekjen Idrus Marham terus sesumbar soal kemenangan Ical. Aturan main di Munas seolah disiapkan agar ketum incumbent menang secara aklamasi.
Aturan yang sangat pro kemenangan Ical itu ada di pasal 22 ayat (4) tata tertib Munas Golkar yang berbunyi "Masing-masing unsur peserta yang memiliki hak suara hanya dapat mencalonkan seorang bakal calon ketua umum dengan menyampaikan secara tertulis pernyataan mencalonkan dan memilih pada saat penyampaian pandangan umum."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Caketum Airlangga Hartarto yang akan berlaga di Munas Golkar sebenarnya sudah mencium kejanggalan ini. Ia menyebut semua tata tertib seperti sudah diatur oleh kubu lawan yaitu Aburizal Bakrie.
"Tidak biasa Rapimnas dan Munas jaraknya pendek. Tidak biasa juga materi Munas tidak dirapatkan di forum pleno. Kejanggalan itu terjadi," kata Airlangga di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11/2014).
Apakah kejanggalan ini memang dirasa untuk memenangkan Ical? "Kalau permainan sepakbola, penyelenggara, wasit, hakim garis, scoring board dari kesebelasan lawan," ujar Airlangga mengibaratkan.
Lalu apakah DPD I dan DPD II Golkar bakal menurut dan memenangkan Ical di Munas Golkar? Sampai saat ini pembahasan tatib Munas masih sangat panas, bahkan sempat ada kericuhan di tengah pembahasan tertutup tersebut.
(van/nrl)