"Itu kan bukan sekadar menenggalamkan. Kalau sudah ditangkap, kalau memang disita, di mana-mana itu juga terjadi di banyak negara (kapal asing pencuri ikan) ditenggelamkan," ujar Wapres ketika melayani wawancara 6 media di kediamannya di Jl Brawijaya, Jakarta Selatan, Minggu (30/11/2014).
Tajuk Rencana Harian Utusan Malaysia pekan lalu menurunkan artikel berjudul Maaf Cakap Inilah Jokowi. Salah satu paragrafnya tertulis:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ββ¦.Tahniah Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi kerana meneruskan pendekatan konfrontasi dengan Malaysia. Dalam keghairahan sesetengah pihak di negara ini yang mendokong gagasan βbangsa serumpunβ tetapi Indonesia mengambil pendekatan bertentangan semangat serumpun. Arahan itu menggambarkan Jokowi pemimpin yang sedikit angkuh dalam menguruskan isu antara negara. Ini seolah-olah memperlihatkan Jokowi memilih pendekatan konfrantasi, bertentangan dengan gambaran yang diberikan sebelum iniβ¦.
Sekadar diketahui, penenggelaman kapal-kapal ilegal itu untuk memberi efek jera. Dasar hukum penenggelaman kapal yaitu pasal 69 UU No 45/2009 tentang Perikanan yang berbunyi:
Ayat 1: Kapal pengawas. Perikanan berfungsi melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan dalam wilayah pengelolaan perikanan negara republik Indonesia.
Ayat 4: Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 penyidik dan atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembayaran dan atau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
Hari Ikan
Sementara itu, menanggapi bahwa hari ini merupakan Hari Ikan Nasional, JK berpesan agar semua hal terkait perikanan bisa diperbaiki.
Peringatan Hari Ikan Nasional dipusatkan di Senayan, Jakarta, dipimpin Menteri KPP Susi Pudjiastuti.
Susi mengingatkan agar masyarakat lebih banyak mengonsumsi ikan. Menurutnya, saat ini konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih minim.
"Negeri kita 2/3 itu wilayah laut. Semestinya Indonesia makan ikan jumlahnya lebih besar dibanding negara lain. Tapi sekarang kita jauh, bahkan dibanding negara tetangga," tegasnya.
(nrl/nrl)