Awalnya, Akbar berada di kubu Ketum Golkar Aburizal Bakrie yang telah mempersiapkan Munas pada tanggal 30 November - 3 Desember 2014. Mantan Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam ini mendampingi Ical saat jumpa pers di Bakrie Tower pada Selasa (25/11/2014). Ia pun mendukung pelaksanaan Munas di Bali.
Sikap Akbar kemudian berubah pada Kamis (27/11) malam. Ia mengumpulkan anggota Wantim di kediamannya dan rapat hingga larut malam. Wantim Golkar kemudian menyarankan agar Ical menunda Munas Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah manuver Akbar yang berniat membuat Golkar 'islah' dalam dua hari:
Bersama Wantim, Akbar Sarankan Munas Bali Ditunda Hingga Islah
|
"Demi menghindari pertentangan yang tak kondusif yang bisa mengarah perpecahan sebaiknya waktu pelaksanaan Munas IX pada 30 November - 3 Desember 2014 ditunda dan sekaligus digunakan untuk persiapan materi Munas terutama untuk merespons dinamika internal dan eksternal partai," ujar Akbar di rumahnya, Jl Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Wantim bertekad untuk memediasi kedua kubu yang pecah di internal partai berlambang beringin ini. Dua pihak diminta untuk duduk bersama untuk saling bicara.
Hanya saja, imbauan Wantim ini memang sekadar saran. DPP tidak harus menjalankan saran ini. "Kalau Munas itu kan wewenang DPP untuk menyelenggarakan. Tentunya kami serahkan lagi kepada DPP bila tetap dilakukan," ucap Akbar.
Selain meminta Munas ditunda, Wantim juga menyerukan bahwa Presidium Penyelamat Partai yang dibentuk Agung Laksono cs tidak sesuai dengan AD/ART. Presidium tersebut terdiri dari delapan orang dan sebagian besar di antaranya merupakan calon ketua umum.
Lobi Ical yang Disebut Membawa Titik Terang
|
"Kalau menurut ARB kita kembali dari bawah, dari nol," ucap Akbar.
Mantan Ketum PB HMI ini menuturkan bahwa Ical sepakat untuk melaksanakan Munas pada tahun 2015, namun bukan bulan Januari. Meski begitu, perhelatan Munas di Bali tanggal 30 November 2014 tetap juga dilangsungkan karena undangan sudah disebar.
"Tanda-tanda atau titik terang itu adalah saudara Aburizal memiliki kesediaan untuk melaksakan Munas tahun 2015, bukan Januari tapi di luar bulan Januari," ujarnya.
Karenanya menurut Akbar, dalam waktu yang tersisa sehari ini dia akan berkomunikasi lagi dengan Ical untuk menyepakati bulan apa yang diharapkan atau meminta kesediaanya pada Januari.
"Dengan demikian prinsip-prinsip yang bisa jadi dasar penyelenggaraan Munas itu tentu akan kami bahas lebih lanjut bilamana sudah dapat temukan waktu yang cocok," katanya.
Akbar Temui Habibie, Kubu Ical dan Agung Laksono Diminta Rekonsiliasi
|
"Tadi saya sampaikan kepada beliau (Habibie) bahwa saya sudah bertemu Aburizal Bakrie dan dalam pembicaraan saya dengan Aburizal ada titik-titik terang yang bisa dijadikan dasar. Kalau istilahnya Pak Habibi back to basic, kalau dari Pak Aburizal mengatakan kita mulai bersama-sama dari bawah," kata Akbar usai menemui Habibie di Patrajasa, Kuningan, Jaksel, Jumat (28/11/2014).
Akbar mengungkapkan bahwa Habibie memberikan apresiasi atas upaya Wantim Golkar untuk memediasi kedua kubu. Habibie juga disebut mendukung pelaksaan Munas IX di Bali.
"Beliau menganggap istilah kami mulai dari bawah sama-sama ke atas itu satu pikiran yang sangat baik. Beliau (Habibie) sepenuhnya mendukung itu," imbuh dia.
Datangi DPP Golkar, Akbar Rapat Bersama Agung Laksono cs
|
Akbar tiba sekitar pukul 20.20 WIB, di kantor Wantim DPP Golkar, Jl Anggrek Neli, Slipi, Jakbar, Jumat (28/11/2014). Akbar mengenakan baju kuning dengan pin Golkar.
Di dalam ruangan rapat Wantim baru saja duduk Agung Laksono, Agun Gunanjar, Priyo Budi Santoso, dan TB Ace Hasan Sadily.â Pertemuan ini digelar atas permintaan Akbar menindaklanjuti kisruh jelang Munas Golkar.
Dalam pertemuan itu, Akbar mengatakan bahwa Ical bersedia melangsungkan Munas pada tahun 2015 meski bukan bulan Januari. Agung pun disebut bersedia membubarkan presidium penyelamat partai bila Ical melunak.
Lalu bagaimana mewujudkan kesepakatan itu?
"Langkah selanjutnya saya ketemu lagi dengan saudara Aburizal. Saya sampaikan dengan dia ada pendekatan waktu, dia sepakati maka kemudian kami berunding sepakatinya sehingga bisa sama-sama," jawab Akbar.
"Terhadap internal DPP akan diselesaikan melalui DPP khususnya menyampaikan kepada para peserta Munas yang mulai berdatangan," imbuh mantan ketua DPR itu.
Halaman 2 dari 5