Ini Saran Tim Ekspedisi untuk Pemda Papua Barat Kembangkan Potensi Alam

Ekspedisi Lengguru 2014

Ini Saran Tim Ekspedisi untuk Pemda Papua Barat Kembangkan Potensi Alam

- detikNews
Jumat, 28 Nov 2014 14:48 WIB
Jakarta - Tim Ekspedisi Lengguru 2014 tak hanya 'berburu' spesies endemik yang unik di Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Mereka juga dituntut untuk bisa memberikan kontribusi ke Pemda terkait menyusun rencana pembangunan daerah dari temuan tim ekspedisi selama perjalanan.

"Kegiatan ekspedisi Lengguru, fokus utamanya mengungkap bio diversity. Masuk ke wilayah pedalaman (Pemda juga) ingin feedback cepat untuk jadi masukan kepentingan pembangunan wilayahnya. Ada penekanan penelitian sangat awal untuk melihat potensi ada," terang peneliti LIPI Gono Semdiyadi.

Hal ini diungkapkannya dalam konferensi pers 'Hasil Penelitian Ekspedisi Lengguru 2014 (Menyingkap Keanekaragaman Hayati Papua Barat)' di Gedung LIPI, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2014). Lantas apa yang hasil temuan yang direkomendasikan ke Pemda setempat?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan katakteristik sungai yang lebar dan aliran deras kami melihat ada potensi untuk dikembangkan Hydro Electrical Potential (Micro Hydraulic Potentionil) menggunakan aliran sungai deras untuk listrik. Itu hasil sampingan yang bisa kami sampaikan ke Pemda setempat untuk bisa dikembangkan," lanjutnya.

"Tinggal nanti diadakan penelitian-penelitian kecil lanjutan. Nanti kita akan berikan data untuk pemanfaatan tata ruang," kata Gono.

Mengagumi keindahan dan keanekaragaman hayati yang belum terjamah, dia menjuluki Kaimana sebagai 'Raja Ampat Kedua'. Namun Ketua Ekspedisi Lengguru dari LIPI itu menyarankan agar kawasan tersebut tidak dibuka untuk tourism.

"Secara sederhana wilayah tertutup walaupun indah lebih baik untuk penelitian karena takut sensitif merusak habitat aslinya. Begitu dibuka untuk tourism khawatirnya kurang dari 5 tahun rusak. Jadi ada beberapa alternatif bisa dikembangkan di pulau lain," pintanya.

Kalaupun pemerintah setempat menghendaki dibukanya sektor pariwisata baru, konsepnya harus mengedepankan 'go green' di pulau lain sekitarnya. Sebab, diakui Gono saat tim ekspedisi menyelam di lautan yang mengapit lokasi penelitiannya, terlihat banyak terumbu karang rusak akibat pengeboman yang dilakukan.

"Karang rusak di masa lalu sebelum bupati (sekarang menjabat) ketika pemboman itu terjadi. Kalau sekarang (regulasi) kawasan pesisir laut ditetapkan oleh pemda, lalu diawasi dan dikelola masyarakat sekitar," sambung pria yang ahli di bidang penelitian mamalia tersebut.

Menurut ahli dari Pusat penelitian oseanografi LIPI, Ucu Yanu Arbi, terdapat korelasi positif antara ketersediaan beragam terumbu karang dengan kondisi ikan ataupun biota laut di sekitarnya. Di mana, semakin banyak kondisi karang yang bagus maka semakin baik pegaruhnya bagi kondisi ikan.

(aws/rmd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads