'Jenderal PBB' Saling Pecat di Dunia Maya

'Jenderal PBB' Saling Pecat di Dunia Maya

- detikNews
Jumat, 28 Nov 2014 10:50 WIB
Ilustrasi: Akun Facebook Adityo
Jakarta - Ada-ada saja yang dilakukan para 'jenderal PBB'. Sebelum diperiksa oleh Polresta Medan, Sumatera Utara, rupanya para jenderal gadungan itu juga pernah melakukan aksi 'saling pecat' di dunia maya.

Adityo Bambang Mataram merupakan salah satu dari tiga orang yang mengaku sebagai jenderal PBB. Bersama kedua rekannya, dia sempat diperiksa oleh Polresta Medan dan dituntut untuk ditahan dibawah 5 tahun. Tak tanggung-tanggung, Adityo memakai seragam militer dengan bintang lima di pundaknya alias jenderal besar.

Tak hanya di dunia nyata, tindak tanduk nyeleneh juga terlihat di dunia maya. detikcom menelusuri akun Facebook dengan nama Adityo Bambang Mataram pada Jumat (28/11/2014) dan muncul sosok berseragam mirip dengan salah seorang yang diamankan tersebut. Pada akun tersebut dia menyebut dirinya sebagai 'Panglima Tertinggi, Pendiri dan Guarantor Tunggal United Nations of the Peace Keeping Forces Council of the South East Asia (UNPKFCSEA)'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tulisan yang terakhir dia unggah tertanggal 12 Oktober 2014 menyampaikan surat keputusan yang dia keluarkan selaku pemangku jabatan itu. Atas nama organisasi itu dia 'memecat' dua orang yang bernama Allen WW Neoh atau HRH King Allen WW Neoh dan Rantastia Nur Alangan.

Alasan 'pemecatan' itu adalah kedua orang tersebut telah 'mencairkan aset negara' dan hal tersebut melanggar perjanjian. Allen bahkan disebut telah bertindak sewenang-wenang mengangkat pihak lain tanpa sepengetahuan Adityo.

Terdapat lambang UNPKFCSEA bertuliskan BIP 45 di bawah tulisan itu. BIP 45 disebut kependekan dari Badan Intelijen Perjuangan 45. Uniknya, banyak kesalahan penulisan pada 'surat keputusan' bernomor 01/HC/UN-TPKFC SEA/IX/14 itu.

Adityo baru membuat akun Facebook pada 19 September 2014 atau kurang dari sebulan saat mengeluarkan surat keputusan. Foto-foto yang dipajang di akun itu adalah kegiatan dia mulai dari bela diri hingga duduk di salah satu ruangan Mahkamah Konstitusi.

Sementara itu melalui penelusuran di situs lain, terdapat keterangan 'pemecatan' Adityo Bambang Mataram dari UNPKFCSEA. Alasan 'pemecatan' itu lantaran Adityo menyebut Allen dan Rantastia sebagai pengkhianat.

"Dia itu sudah dipecat dari UNPKFCSEA. King Allen itu pemimpin tertinggi kami dan Rantastia adalah salah satu pendiri organisasi ini," ujar Lahane Aziz yang menyatakan dirinya sebagai humas UNPKFCSEA saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (27/11/2014).

Lahane memberikan informasi mengenai sejarah dari organisasi itu yang tertulis di situs yang dia kelola. Dalam situs itu menyebutkan bahwa UNPKFCSEA didirikan pada tahun 2003 dan pada saat itulah Adityo 'direkrut' oleh Allen. Dengan bersemangat dia menegaskan UNPKFCSEA adalah benar-benar lembaga di bawah PBB yang berpusat di New York, yang bertugas memelihara perdamaian di Asia Tenggara.

Tentu saja keterangan Lahane hanya klaim sepihak. Kantor PBB di Jakarta sama sekali tidak mengenal UNPKFCSEA. Lembaga itu palsu!

"Organisasi ini adalah palsu. Tidak benar ini bagian dari PBB," ujar Direktur United Nations Information Center, Michele Zaccheo, saat ditemui detikcom di kantornya di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (27/11).

Tak cuma UNPKFCSEA saja yang mengaku-aku organisasi di bawah PBB. "Banyak sekali yang mengaku-ngaku, nama dan logo PBB (dimanfaatkan) untuk hal-hal tidak benar, seperti penipuan dan sebagainya," kata Michele.

Tak cuma disebut palsu oleh PBB, para jenderal PBB gadungan itu terpaksa berurusan dengan polisi. Tiga jenderal yang tak lagi muda itu menjadi tersangka penggunanaan seragam dan tanda jasa.Β 

(bpn/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads