"Tidak, organisasi ini adalah palsu. Tidak benar ini bagian dari PBB. Banyak sekali yang mengaku-ngaku nama dan logo PBB untuk hal-hal tidak benar, seperti penipuan dan sebagainya," kata Direktur United Nations Information Center di Jakarta, Michele Zaccheo, saat ditemui detikcom di kantornya di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014). Wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris.
Pria asal Italia itu menambahkan, laporan tentang organisasi yang mencatut nama PBB di Indonesia bukan yang pertama. Sebelumnya ada beberapa kasus serupa dan sudah ditindaklanjuti oleh UN Department for Safety and Security (UNDSS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom kemudian menunjukkan logo UNPKFCSEA sesuai dengan klarifikasi yang dikirim oleh 3 'jenderal' itu ke redaksi. Michele memastikan, logo itu tidak pernah dikenalnya selama 20 tahun bekerja di PBB.
"Saya bekerja di PBB selama 20 tahun dan saya tidak familiar dengan kelompok yang menamai dirinya bla...bla ini. Kami punya pasukan perdamaian, kontingen nasional dan lainnya. Pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia menjadi kontributor penting untuk kami, tapi nama kelompok ini serta logo ini juga kami pastikan bukan bagian dari PBB," paparnya.
Apakah PBB punya logo lain? Atau logo yang untuk keluarga besar yang lain?
"Tidak. Hanya ini saja logo kami. Jadi logo kelompok itu bukan bagian dari keluarga besar PBB. Seseorang telah menciptakannya dan ini kadang terjadi orang menggunakan nama dan logo PBB bersamaan dengan (logo) milik mereka untuk lebih meyakinkan," jawabnya pasti.
Pada Rabu kemarin, tiga jenderal yang sudah jadi tersangka di Polresta Medan itu mengirim surat ke redaksi detikcom. Dalam e-mail tanpa alamat kantor dan kontak itu, mereka membantah sebagai gadungan. Organisasi mereka diklaim merupakan bagian dari PBB dan memiliki surat ketetapan yang sah. Jabatan jenderal bintang lima yang melekat pun diakui asli.
Namun, klaim mereka dipatahkan oleh Polresta Medan dan Kodam Bukit Barisan. Kepolisian dan TNI memastikan mereka gadungan dan bukan bagian dari TNI. Pihak Kodam menduga aksi mereka dilakukan untuk praktik penipuan.
(aws/mad)