Masa pengajuan nama calon wakil gubernur DKI tinggal beberapa hari lagi. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana mengajukan nama cawagub DKI pekan depan. Dua partai pengusung, PDIP dan Gerindra pun diminta berhenti memaksakan kadernya menjadi pendamping Ahok.
βHarusnya sah-sah saja Ahok menentukan cawagubnya. Biarkan Ahok yang memutuskan siapa yang cocok untuk menjadi wakilnya mengelola Jakarta,β kata pengamat politik dari UGM, Ari Dwipayana saat berbincang dengan detikcom, Kamis (27/11/2014).
Ari beralasan Ahok memang berhak memilih dan melantik wakilnya, sesuai dengan ketentuan Perpu nomor 1 tahun 2014. Karena itu, dua partai pengusungnya pun diminta legowo jika kader dari parpol mereka tak dipilih Ahok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, posisi wagub DKI sempat menjadi rebutan antara PDIP dan Gerindra. Belakangan mantan Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo menyatakan posisi wagub DKI merupakan jatah untuk PDIP. Dia pun menyebut DPP PDIP sudah memutuskan Ketua DPD PDIP DKI Boy Sadikin yang akan mengisi jabatan itu.
βKalau saya, ya harusnya wakilnya pak ahok dari partai politik. Kalau saya ya jatahnya PDIP dong, gitu dong. Iya dong, kan Pak Jokowi sudah keluar. Kan satu paket Gerindra-PDIP, soal pak Ahok sudah keluar bukan urusan partai urusan pak Ahok sendiri gitu lho. Ya harusnya begitu. Etika politiknya begitu," kata Tjahjo di Surabaya, Rabu (26/11).
β(Soal namanya) Saya kira keputusan partai yang saya tahu karena saya sudah bukan lagi sekjen semalam saya ketemu dengan Bu Mega, siapa Bu wagub DKI? ya sudah Boy Sadikin,β tambahnya.
Menanggapi kengototan PDIP ini, Ahok bersikap acuh tak acuh. Dia sendiri mengaku sudah menetapkan pilihannya. Dia memberikan sinyal kuat akan memilih calon perempuan dari kalangan non partai.
Ahok pun hanya menunjukkan respon biasa saja saat disebut Boy Sadikin kembali disodorkan PDIP menjadi wagub. βOh ya, Kapan tetapkannya? Memang. Siapa yang tetapkan?β kata Ahok balik bertanya saat dikonfirmasi.
(ros/rvk)