Ahok: Kalau Ada PNS Sakit Hati, Gabung Sama FPI Enggak Masalah

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan menjadi politisi di DKI banyak risiko. Tekanan itu datang tak hanya dari luar seperti dari FPI, DPRD juga dari internal, yakni dari kalangan PNS di lingkungan pemprov DKI. Tapi Ahok mengatakan siap menghadapi tekanan tersebut.

“Kita persiapkan tahun depan pakai anggaran tahun ini. Jadi kalau DPRD enggak mau gajian ya silahkan saja. Yang mau kompromi boleh. Kalau ada PNS sakit hati terus mau gabung sama FPI (tolak Ahok) enggak masalah juga. Jadi minimal kalau tahun 2015 saya lengser juga lumayan ada foto saya di Balai Kota,” kata Ahok.

Hal ini dikatakannya saat memberikan sambutan dalam acara syukuran rumah Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi di Jalan Imam Bonjol nomor 37, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/11/2014) malam.

Dia mempersiapkan anggaran itu lantaran hingga kini DPRD tak kunjung mengesahkan APBD 2015. Ahok mengaku tak masalah pakai APBD dengan besaran tahun ini untuk digunakan tahun 2015.

Suami Veronica Tan itu juga santai saja jika kalangan penolaknya bersatu dan kompromi untuk melengserkannya. Ahok mengaku sudah mendapat laporan intel tentang persekongkolan sejumlah PNS yang sakit hati pada kebijakan-kebijakannya.

Namun dia memprediksi, para penolaknya paling tidak perlu waktu satu tahun sebelum berhasil menggulingkan Ahok. Masa satu tahun itu akan digunakannya untuk membuat kebijakan radikal sesuai visi Jakarta Baru.

“Paling enak dianggap hebat padahal tidak hebat. Itu seumur hidup akan dikenang. Politik itu persepsi. Maka karena itu terus terang mulai tahun depan saya mau cari musuh lebih banyak," canda Ahok membuat para hadirin tertawa. 

"Saya senang banget kalau musuh saya enggak benar dan dia bisa jatuhin kita, kita dapat poin. Tapi kalau sampai 2017 enggak bisa dilengserkan, berarti saya menang. High risk high return. Kalau risikonya tinggi, keuntungannya juga makin gede, jadi kalau mau jadi politisi ngetop ini peluang yang harus kita atasi di sekitarnya koalisi,” pungkasnya.

(ros/rvk)