"Kalau saya bilang layak karena efek kenaikan bbm kan belum masuk (dalam perhitungan), selain itu ada inflasi juga. Ada perbedaan penghitungan KHL (Kebutuhan Hidup Layak). Ini agak aneh karena di daerah penyangga kan ada yang UMP nya Rp 2,9 juta. Makanya kita harus hitung lagi. Mungkin kemarin belum memasukkan efek kenaikan BBM," ungkap Taufik.
Hal tersebut dikatakan Taufik usai menemui para buruh yang berdemo di depan Gedung DPRD DKI dan memblokir Jalan Kebon Sirih, Jakpus, Rabu (26/11/2014). Ia pun menyatakan DPRD DKI akan memanggil Dewan Pengupahan untuk membicarakan permasalahan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Taufik, pasti ada solusi dalam menyikapi tuntutan buruh kepada pemerintah. Untuk itu DPRD disebutnya harus terbuka menampung aspirasi buruh.
"Semua pasti ada solusi kalau mau diskusi. Kita (DPRD) itu tugasnya memediasi dari apa yang disampaikan buruh kepada Pemda. Kalau ini nggak kita terima kayak apa (aksi buruh) nanti. Salurannya jangan disumbat. Mereka marah nanti," tutur Taufik.
Saat berbicara kepada buruh, Taufik yang mengenakan kemeja biru itu menjanjikan solusi yang paling baik. Ia naik ke atas mobil komando aksi, dan bahkan sempat menerima 'pocong-pocongan' bergambar muka Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) dari para buruh.
"Saya menghargai teman-teman menyampaikan aspirasinya dengan damai. Besok kami akan undang Dewan Pengupahan dan diskusikan apa yang jadi aspirasi teman-teman. Saya berkeyakinan akan ada jalan yang baik untuk aspirasi saudara-saudara," ujar Ketua DPC Gerindra DKI Jakarta itu disambut tepuk tangan para buruh.
(ear/jor)