"Tidak pernah ada istilah kita periksa keperawanan, enggak ada istilah enggak lulus karena enggak perawan," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi di Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Arthur memaparkan, dalam pemeriksaan kesehatan dilakukan kepada setiap peserta yang mendaftar. Pemeriksaan guna memastikan kesehatan si peserta untuk dapat mengikuti pendidikan selama massa yang ditentukan. Juga mengetahui ada tidaknya penyakit menular yang diidap peserta itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontohkan, nilai kelengkapan gigi seorang peserta dengan peserta yang memiliki gigi bolong tentu akan berbeda. Atau mata yang minus nilainya berbeda dengan peserta yang matanya sehat. Tapi itu bukan syarat penilaian mutlak.
"Cuma ada gradasi penilaian terhadap item yang dilakukan," ujarnya.
Pemeriksaan menyeluruh terhadap calon polisi tidak hanya dilakukan kepada seorang perempuan. Demikian juga dengan peserta laki-laki juga dilakukan pemeriksaan.
"Buah zakar harus kita pegang, ada kelainan atau tidak, kalau mengidap hernia dia akan sulit jalan dan turun bero," ujarnya.
Secara teknis pemeriksaan, kata Arhur, mengacu kepada Peraturan Kapolri No 5/2009 yang mengatur mengenai rekrutmen. Pemeriksaan menyeluruh dilakukan secara laboratoris. Sebelum pemeriksaan dilakukan, setiap peserta disodorkan pernyataan persetujuan pemeriksaan kesehatan tersebut.
"Si calon baca dan dia menandatangani. Semua atas persetujuan yang bersangkutan," terang Arthur.
(ahy/rmd)