"Kami tidak tahu kegiatan mereka, karena mereka itu hanya sekumpulan pelajar gabungan meskipun kita juga mengakui kalau ada siswa didik kami yang ikut kedalam kelompok itu," ujar Humas SMA 6, Hamid saat berbincang dengan detikcom, Kams (20/11).
Hamid menyampaikan, kehadiran dan kegiatan Geng Gorasix6 merupakan kegiatan ilegal. Pihaknya pun tak mengakui kalau Geng Gorasix6 bagian dari SMA 6.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini eksitensi SMA 6 selalu identik dengan Geng Gorasix6. Namun pada nyatanya bukan otak yang ditunjukan tapi otot tiap kali tawuran pelajar.
"Sebagai tenaga pendidik kami kesulitan jika harus mengawasi mereka 24 jam. Justru eksitensi mereka di luar jam sekolah," tuturnya.
Hamid mengatakan siswa didiknya yang bergabung ke Gorasix6 hanya ingin menujukan identitas mereka. Sekolah sendiri telah melakukan pengawasan maksimal.
"Ini hanya mengenai identitas diri, mereka hanya sebuah kelompok yang mencari jati diri dengan menujukan sebagai siswa SMA 6, karena selama ini SMA ini selalu dikenal dengan keesklusifannya," tuturnya.
Hamid mengaku kebingungan menangani kenalakan remaja ini. Lantaran aksi kekerasan dan tindak pidana terjadi di luar jam sekolah.
"Kami sendiri juga bingung ketika di sekolah sudah kami lakukan pengawasan ketat, tapi masih juga kecolongan, bahkan beberapa kasus tawuran justru terjadi pada malam hari, meski begitu kami sudah tidak menemukan lagi," tutupnya.
(edo/ndr)