Pangdam Jaya Mayjen Agus Sutomo memberikan pidato yang menyentuh di depan ribuan prajurit TNI dan Polri di Mako Kopassus, Cijantung. Agus berpesan tentang kerukunan prajurit TNI dan Polri. Demi Indonesia!
"Kita bisa guyub ini merupakan kekayaan bersama, saya Pangdam Jaya kepala garnisun, saya bertangung jawab atas kerukunan di wilayah saya. Saya mohon dukungan untuk memelihara keharmonisan dalam tugas. Kita makhluk sosial, bukan individu, hari ini interaksi sosial. Ada 2â hal yang menjadi akibat dari interaksi sosial, pertama ketidaksenangan karena dirugikan, senang karena diuntungkan," jelas Agus di hadapan 3 ribu prajurit di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Jumat (21/11/2014).
"Masalah kita kelola dengan baik, jangan jadi orang-orang merugi, tapi orang beruntung," tambah dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mewanti-wanti para prajurit pada 2015 nanti akan berlaku pasar bebas ASEAN. Para prajurit agar tidak kaget saat ada orang Singapura, Myanmar yang berjualan di toko-toko dengan barang bagus dan harga murah, sementara toko orang Indonesia barang tidak bagus dan mahal.
"Indonesia berantem terus, anggota dewan silang pendapat, padahal sudah 2 bulan, kapan beliau bekerja? Mahasiswa bakar-bakar, mahasiswa atau Warektor narkoba, ini melemahkan sistem Indonesia yang kaya jadi bangkrut karena berantem. Ini disebut pak KSAD proxy war, perang dengan tangan orang lain, tidak dengan senjata militer, tapi sendi kehidupan," jelasnya.
"Ini anak muda tiap hari anastesi, sendi/syaraf lemah, sakaw, mulut ngiler, boro-boro Allahu Akbar, mau meninggal mereka sebut kebun binatang baru meninggal," tambahnya.
Menurut dia hal itu semua melemahkan Indonesia. Dia mengibaratkan Indonesia sebagai kue besar, ulang tahun. "Semua kebagian kue, tapi ini tidak, karena semua berantem berebut kekuasan, kue jatuh ke lantai terinjak tidak ada yang dapat, orang lain ada yang memanfaatkan. Maukah kita jadi babu di negara sendiri? Kalau negara ancur, kuenya kecil, anggaran kecil, tidak ada remunerasi, kalau kita tidak bisa menjaga keamanan yang kita cintai ini," tegasnya.
Menurut Agus, TNI dan Polri keluarga besar masyarakat Indonesia agar tidak ada yang bertengkar. "Kalau bertengkar salah minum obat. Pesannya membangun kebersamaan, sebagai dasar atau modal utama. Saya 4 kali masuk kampus, Unisma, Jayabaya, UKI, UBK, saya akan sampaikan peran anak muda menghadapi Indonesia di masa depan. Kami-kami semua mungkin jadi orang tak berdaya. Tangan kanan pegang tongkat, kiri pegang obat, dipanggil-panggil tidak dengar, boro-boro mau menggelora, jadi tinggal mahasiswa yang ada pada 100 tahun Indonesia," tutupnya.
(ndr/mad)