"Ini kita minta bantuan ITB untuk membuatkan rumus tekanan jejak tank Leopard dibandingkan truk tronton dengan bobot yang sama," kata Komandan Batalyon 8 Tank Mayor Kavaleri Valian Wicaksono di Markas Yonkav 8, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (20/11/2014).
Sedikitnya ada tiga rumus yang diberikan yakni tanggungan beban per centimeter persegi, gaya gravitasi dan tekanan jejak. Dari rumusan itu, tank Leopard disebutkan memiliki tanggungan beban 0,9 Kg per Cm persegi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu berat Leopard yang mencapai 62 ton ini diklasifikasikan ke jalan kelas I yang mampu menahan beban lebih dari 10 ton, termasuk klasifikasi jalan kelas II yang mampu menahan beban hingga 10 ton. Hal ini karena Leopard memiliki 7 sumbu roda yang menempel ke aspal sehingga bebannya terbagi rata.
"Tank ini mampu berjalan di kelas jalan I dan II, karena Leopard beban per sumbu itu 8,85 ton dan ada 7 sumbu. Tekanan jejak dengan tronton berbeda," ujar Valian.
Untuk membuktikan rumusan ini, dua unit Leopard dikeluarkan dari garasi dan dipakai berkeliling komplek Yonkav 8 Tank. Setidaknya ada 3 jenis jalan di komplek kavaleri itu, yaitu jalan aspal, beton dan pasir bebatuan. Tidak ada dampak kerusakan seperti yang dikhawatirkan publik dari uji tekanan jejak itu.
"Tapi memang idealnya di jalan beton dan di masa damai. Kalau perang mana mungkin memikirkan aspal rusak atau tidak," kata Valian disusul tawanya.
(vid/rmd)