Informasi dihimpun detikcom, biaya transportasi ke Pulau Nasi, Kecamatan Pulau Aceh masih normal yaitu Rp 15.000/per orang. Sementara ke Pulau Breuh, Pulau Aceh yaitu Rp 20.000/orang. Masyarakat dari Pulau Aceh yang hendak menuju ke Banda Aceh maupun sebaliknya mengandalkan boat nelayan sebagai satu-satunya alat transportasi.
Pawang boat di sana mengaku belum mengambil keputusan terkait kenaikan harga BBM. Mereka terlebih dahulu harus menggelar musyawarah untuk memutuskan harga yang layak. Setiap hari, sejumlah boat melayani pelayaran ke sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jakfar, di Pulau Aceh tidak ada SPBU sehingga untuk kebutuhan BBM di sana seperti premium dan solar harus dibawa dari Banda Aceh dengan boat nelayan. Sejumlah jeriken minyak terlihat dalam boat.
"Minyak kami bawa setiap hari ke sana, setiap kios mendapat jatah 2 jerigen," jelas Jakfar yang juga ketua mukim Pulau Nasi.
Harga minyak eceran di sana juga masih normal yaitu Rp 8.000 perliter. Diperkirakan harga tersebut akan naik menjadi Rp 10.000 perliter. Setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM, warga di sana baru hari ini membawa minyak ke Pulau Aceh.
"Jadi baru hari ini kita bawa minyak. Kemarin masih BBM sebelum naik harga," ungkap Jakfar.
Boat yang berlayar ke pulau terluar itu juga membawa penumpang, sepeda motor, maupun bahan pokok untuk warga di sana. Hari ini, tidak banyak penumpang yang berangkat ke Pulau Aceh.
Sementara untuk biaya boat, kata Jakfar, pihaknya akan menggelar musyawarah dalam waktu dekat. Pasalnya jika tarif boat naik, harga kebutuhan di sana juga ikut merangkak naik. Untuk menuju ke Pulau Nasi, Kecamatan Pulau Aceh, membutuhkan waktu satu hingga dua jam.
"Kami akan mengambil keputusan melalui musyawarah," harap Jakfar.
(try/try)