Pemerintah resmi menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada Senin (17/11) malam kemarin. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (BEM FE UI) mendukung kebijakan tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (18/11/2014). Menurut BEM FEUI, subsidi BBM selama ini tidak tepat sasaran.
"Berdasarkan studi yang telah kami lakukan, BEM FEUI menyatakan mendukung kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak," tulis rilis tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut BEM FEUI, subsidi BBM yang membengkak telah membebani APBN dan mengurangi fiscal space. Padahal, alokasi subsidi BBM sangat timpang dibandingkan alokasi untuk aspek lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial.
BEM FEUI pun memiliki beberapa rekomendasi untuk pemerintah dalam menyikapi respon masyarakat terhadap kenaikan harga BBM ini. Di antaranya pengurangan subsidi BBM harus disertai pemberian cash transfer yang dapat menjaga daya beli masyarakat bawah dan kebijakan pengendalian harga, terutama komoditas pangan.
"Pemerintah melakukan transparansi dalam melakukan realokasi anggaran subsidi BBM, termasuk sektor mana yang mendapat alokasi dana dan jumlah besarannya. Pemerintah harus merealokasi subsidi BBM ke sektor-sektor produktif, bukan konsumtif, serta memperbanyak jenis subsidi yang bersifat people-based," sarannya.
(rna/nwk)