Syifa yang mengenakan rompi tahanan warna merah ini tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Gajah Mada, Selasa (18/11/2014) pukul 14.00 WIB. Syifa kemudian menuju ruang tunggu sidang di lantai 3, wajahnya terlihat lebih tenang. Syifa didampingi pengacaranya, dia terlihat membaca beberapa lembar kertas yang berisi nota pembelaannya. Di depan Syifa, terlihat ibunda yang selalu setia menemani.
Selain Syifa, hadir juga Ahmad Imam Al Hafitd yang minggu lalu sudah membacakan pledoinya. Hafitd ditemani sang ibu, yang wajahnya terlihat sendu sambil terus memeluk ibunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berdoa saja," ucap Suroto.
Sebelumnya pada Selasa (4/11/2014) lalu, pasca pembacaan tuntutan di PN Jakpus, Syifa tak beranjak dan mulai menangis sesengukkan. Ibunda Syifa yang hadir dalam persidangan dengan mengenakan cadar warna hitam langsung menghampiri. Ia memeluk Syifa dan mengelus punggung Syifa, tangis pun pecah dari wanita muda itu.
"Syifa kuat, Syifa cuma korban. Kβuat Syifa," ujar Ibunda Syifa yang enggan memberikan namanya.
Syifa langsung menangis semakin keras. Sapu tangan putih yang tampak lembab digenggam erat di tangan kirinya untuk menyeka air mata yang membanjiri pipinya. Sang ibu hanya mampu menenangkan anaknya dengan kata-kata, dan Syifa membenamkan wajahnya di perut ibunya.
"Syifa kuat nak. Kamu cuma korban," ujar Ibunda Syifa lagi.
"Astafigrullaaaaaaah!!!" tiba-tiba Syifa istigfar sambil teriak histeris.
Saat baru tiga langkah masuk ke ruang tahanan, Syifa histeris, menjerit dan menangis sejadinya. Lalu ia pingsan. Ibunya bersama beberapa tahanan wanita mengangkat Syifa ke sebuah dipan di dalam ruang tahanan, salah satu tahanan memberikan balsem untuk membuat Syifa siuman.
(slm/nwk)